Pelemahan Lira Bisa Diredam, Wall Street akan Dibuka Menguat

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 September 2018 18:55
Wall Street akan dibuka menguat pada perdagangan terakhir di pekan ini.
Foto: REUTERS/Lucas Jackson
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka menguat pada perdagangan terakhir di pekan ini. Hal ini terlihat dari kontrak futures tiga indeks saham utama AS: kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 48 poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan naik masing-masing sebesar 5 dan 29 poin.

Sentimen positif bagi Wall Street datang dari optimisme bahwa AS dan China bisa segera menyelesaikan friksi dagang yang selama ini terjadi. Lawrence Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, mengonfirmasi bahwa AS memang mengundang China untuk berdialog mengenai isu-isu perdagangan.

"Ada diskusi dan informasi bahwa pemerintah China ingin mengadakan pembicaraan. Jadi, Menteri Keuangan Steve Mnuchin selaku pimpinan delegasi mengirimkan undangan," ungkap Kudlow, mengutip Reuters.

Sementara Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, mengungkapkan bahwa Beijing telah menerima dengan baik undangan dari AS dan kedua negara sedang merumuskan detil-detil soal pertemuan tersebut.

"China selalu berpandangan bahwa eskalasi konflik perdagangan tidak akan menguntungkan siapa pun. Bahkan, dalam pembicaraan awal bulan lalu di Washington, kedua negara telah membahas berbagai bentuk kontak," kata Geng, dikutip dari Reuters.

Jika perundingan jadi dilakukan nantinya, pelaku pasar setidaknya berharap bahwa bea masuk baru bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar yang sudah melewati tahap dengar pendapat tidak jadi diterapkan oleh AS. Pasalnya, besarnya nilai barang yang disasar dipastikan akan mempengaruhi laju perekonomian kedua negara.

Selain itu, lira yang berbalik menguat melawan dolar AS juga memberikan suntikan energi bagi bursa saham Negeri Paman Sam. Pada perdagangan kemarin (13/9/2018), lira menguat 4,12% melawan dolar AS di pasar spot. Kemudian pada hari ini, lira menguat sebesar 0,14%.

Penguatan lira didukung oleh kenaikan suku bunga acuan sebesar 625bps yang diambil oleh Central Bank of the Republic of Turkey (CBRT) menjadi 24%, dari yang sebelumnya 17,75%. Kenaikan ini lebih tinggi dibandingkan konsensus yang dihimpun oleh Reuters yakni kenaikan menjadi 22%.

Sebelumnya, terdapat kekhawatiran bahwa bank sentral Turki tidak akan berani menaikkan suku bunga acuan terlalu banyak lantaran ada nada-nada intervensi yang disuarakan oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Beberapa saat menjelang pengumuman tingkat suku bunga acuan, Erdogan mengatakan bahwa bank sentral harus memotong tingkat suku bunga acuan.

Pada hari ini pukul 19:30 WIB, data pertumbuhan penjualan barang-barang ritel periode Agustus akan dirilis, disusul oleh data Preliminary University of Michigan Consumer Sentiment periode September pada pukul 21:00 WIB.

Tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular