Investor Tak Betah Berpisah dari Dolar AS, Rupiah Melemah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 September 2018 09:19
Investor Tak Betah Berpisah dari Dolar AS, Rupiah Melemah
Foto: Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Amerika Serikat (AS) benar-benar luar biasa. Mata uang Negeri Paman Sam ini tidak pernah berhenti membuat kejutan. 

Sejak kemarin, greenback bergerak dengan pola yang sama. Pada pagi hari mata uang ini tertekan, tetapi tidak lama kemudian bisa membalikkan keadaan. Dolar AS begitu licin, seakan selalu bisa menemukan cara untuk menguat. 

Dini hari tadi, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback secara relatif terhadao enam mata uang utama) melemah hingga nyaris 0,3%. Namun koreksi itu berangsur-angsur menipis. Hingga pada pukul 08:50 WIB Dollar Index sudah menyentuh zona hijau dengan penguatan 0,03%.

Tidak hanya terhadap mata uang utama dunia, dolar AS yang awalnya tertekan di Asia pun mampu membalikkan kedudukan.
 Hari ini, rupiah dibuka menguat 0,37% dan dolar AS mampu didorong ke bawah Rp 14.800. Bahkan rupiah sempat menjadi mata uang terbaik kedua Asia. 

Namun itu tidak bertahan lama. Seiring perjalanan pasar, apresiasi rupiah tergerus. Pada pukul 08:54 WIB, penguatan rupiah habis dan dolar AS sudah sama dengan posisi penutupan kemarin. Impas. 

Bahkan pada pukul 09:10 WIB, rupiah sudah masuk ke zona merah. Rupiah melemah 0,03% dan dolar AS dibanderol Rp 14.840. 

Tidak hanya terhadap rupiah, taji dolar AS juga sudah menusuk mata uang lain di Asia. Yuan China yang sempat menguat cukup signifikan dan menjadi yang terbaik di Asia pun kini takluk di hadapan greenback. 

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Asia pada puku 09:11 WIB: 

 

Dolar AS mendapat momentum dari hasil rapat berbagai bank sentral di Eropa. Bank Sentral Uni Eropa (ECB) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di 0%.  

Dalam pernyataannya, ECB menyebut stimulus berupa pembelian surat-surat berharga akan mulai dikurangi setengahnya mulai bulan depan, seperti yang sudah diperkirakan. Biasanya ECB membeli surat-surat berharga senilai 30 miliar euro, tetapi bulan depan akan mulai berkurang dan diakhiri pada Desember. 

Soal suku bunga acuan, ECB juga masih pada posisinya yaitu tetap di posisi sekarang sampai setidaknya pertengahan tahun depan. Horizon yang agak jangka panjang ini di luar kebiasaan bank sentral pada umumnya. 

"Dewan memperkirakan suku bunga acuan tetap di besaran saat ini setidaknya sampai musim panas 2019. Bahkan selama mungkin jika diperlukan," sebut pernyataan ECB. 

Hasil rapat ECB tersebut sudah diperkirakan oleh pelaku pasar, tidak ada kejutan. Oleh karena itu, investor kurang memberikan apresiasi terhadap mata uang euro. 

Selain ECB, Bank Sentral Inggris (BoE) juga memutuskan untuk menahan suku bunga di 0,75% karena memang baru dinaikkan bulan lalu. Bahkan BoE memberikan nuansa yang lebih suram pada rapat kali ini. 

"Sejak rapat sebelumnya, ada indikasi, utamanya di pasar keuangan, ketidakpastian yang lebih besar tentang proses pengunduran diri Inggris dari Uni Eropa (Brexit)," sebut pernyataan BoE. 

Seperti halnya euro, pelaku pasar juga kurang mengapresiasi poundsterling setelah pengumuman hasil rapat BoE. Dolar AS pun masih menjadi pilihan. 

Kemudian Bank Sentral Turki (TCMB) juga telah menggelar rapat, dan memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan dari 17,75% menjadi 24% atau melonjak 625 basis poin (bps). Lebih tinggi dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters, yaitu naik menjadi 22%.  

Namun sebenarnya angka 24% masih masuk hitungan, karena pasar memperkirakan suku bunga naik dalam kisaran 225-725 bps. Lagi-lagi ini membuat investor lebih memilih greenback

Dinamika rapat bank sentral di Eropa yang relatif minim kejutan membuat dolar AS menjadi pilihan utama pelaku pasar, seperti yang terjadi kemarin. Apabila tren ini berlanjut, maka greenback akan seng ada lawan dan menjadi raja mata uang dunia. 

Dolar AS memang benar-benar membuat kangen. Investor tidak betah lama-lama berpisah dari mata uang ini. 

TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular