Investor Kembali Memburu Dolar AS, Rupiah Terlibas

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 September 2018 12:28
Investor Kembali Memburu Dolar AS, Rupiah Terlibas
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis pada tengah hari ini. Rupiah yang sempat menguat akhirnya tidak mampu membendung keperkasaan greenback yang perlahan tapi pasti mulai bangkit. 

Pada Kamis (13/9/2018) pukul 12:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.825 di pasar spot. Rupiah melemah tipis 0,03% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Kala pembukaan pasar spot, rupiah masih mampu menguat 0,13%. Apresiasi rupiah kemudian berlanjut dan dolar AS didorong ke bawah Rp 14.800. 


Namun itu tidak bertahan lama. Dolar AS terus menipiskan pelemahannya dan akhirnya mampu menguat meski dalam rentang terbatas. 


Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah sampai tengah hari ini: 



Di pasar spot Asia, dolar AS yang awalnya tertekan mulai melawan. Depresiasi greenback di hadapan sejumlah mata uang utama Asia menipis, bahkan ada yang sudah ditaklukkan seperti rupiah. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap beberapa mata uang Asia pada pukul 12:15 WIB: 

 

Kebangkitan dolar AS terus berlangsung. Pada pukul 12:07 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback secara relatif terhadap enam mata uang utama) menguat 0,03%. Dini hari tadi, indeks ini sempat melemah sampai di kisaran 04%. 

Dolar AS sedang seksi di mata investor, karena harganya dinilai sudah murah. Dalam sepekan terakhir, Dollar Index melemah 0,15% sementara sebulan terakhir koreksinya mencapai 1,92%. Harganya yang sudah semakin terjangkau membuat dolar AS kembali diburu pelaku pasar. 

 

Sebelumnya, mata uang Negeri Paman Sam ini tertekan karena euforia investor yang mendengar kabar AS dan China sedang bersiap melakukan perundingan dagang. Wall Street Journal memberitakan, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin telah mengirim pesan kepada Beijing untuk memulai kembali dialog seputar perdagangan. 


Dengan adanya potensi pertemuan Washington-Beijing, kekhawatiran perang dagang terhapus untuk sementara. Aura positif pun melanda pasar, dan memicu perilaku risk off alias berani mengambil risiko.  

Namun perilaku ini menjadi bumerang karena arus modal yang meninggalkan dolar AS membuat mata uang ini menjadi murah. Akibatnya, mata investor kembali melirik ke arah greenback dan aliran modal pulang ke Negeri Adidaya. 

Rupiah dan sebagian mata uang Asia sudah merasakan dampaknya. Apabila keperkasaan dolar AS berlanjut, bukan tidak mungkin mata uang Asia lainnya ikut menjadi korban.

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular