
Terbantu LPS, Rupiah Perkasa di Hadapan Dolar Singapura
alfado agustio, CNBC Indonesia
13 September 2018 09:59

Jakarta, CNBC Indonesia- Pagi ini, kurs rupiah berdiri perkasa di hadapan dolar Singapura. Penguatan ini terjadi seiring kebijakan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menaikkan suku bunga penjaminan perbankan.
Pada Kamis (13/8/2018), pukul 09:08 WIB, SG$ 1 pada pasar spot ditransaksikan di Rp 10.784,81. Rupiah menguat 0,12 % dibandingkan perdagangan kemarin. Ini merupakan posisi terkuat selama seminggu terakhir.
Kemarin, Rapat Dewan Komisioner LPS memutuskan untuk menaikkan suku bunga penjaminan simpanan rupiah sebesar 25 bps menjadi 6,5% dan suku bunga penjaminan simpanan valas sebesar 50 bps menjadi 2%.
Kenaikan ini berpeluang membuat simpanan menjadi makin diminati masyarakat karena lebih memberikan jaminan keamanan di tengah fluktuasi ekonomi global dan lambatnya laju pertumbuhan ekonomi nasional.
Di sisi lain, kenaikan suku bunga simpanan khususnya di Bank BUMN ikut mengerek suku bunga obligasi. Peningkatan suku bunga ini, tentu menarik minat investor untuk memburu instrumen ini. Obligasi pemerintah tenor 10 tahun misalnya, posisi yield turun dari 8,628% ke 8,620%.
Sementara itu, sentimen lain yang masih mempengaruhi yaitu rilis data penjualan ritel. Bank Indonesia (BI) merilis data penjualan ritel per Juli 2018 tumbuh 2,9% secara tahunan (year-on-year/YoY) atau lebih tinggi dari bulan Juni yang sebesar 2,3% YoY.
Di lain pihak, tingkat penjualan ritel di Negeri Merlion justru melesu. Pada periode yang sama, tingkat penjualan ritel turun ke posisi -2,6% YoY. Situasi ini memberikan dampak positif, khususnya menarik minat investor asing memburu saham-saham sektor konsumer. Hingga pukul 09:20 WIB, sektor ini telah naik hingga 0,47%. Sementara aksi beli bersih (net buy) investor asing telah mencapai Rp 41,89 miliar.
Di sisi lain, harga jual dolar Singapura di beberapa bank nasional telah turun di bawah Rp 10.900/US$. Berikut data kurs dolar Singapura di empat bank utama nasional hingga pukul 09:20 WIB:
Pada Kamis (13/8/2018), pukul 09:08 WIB, SG$ 1 pada pasar spot ditransaksikan di Rp 10.784,81. Rupiah menguat 0,12 % dibandingkan perdagangan kemarin. Ini merupakan posisi terkuat selama seminggu terakhir.
Kenaikan ini berpeluang membuat simpanan menjadi makin diminati masyarakat karena lebih memberikan jaminan keamanan di tengah fluktuasi ekonomi global dan lambatnya laju pertumbuhan ekonomi nasional.
Di sisi lain, kenaikan suku bunga simpanan khususnya di Bank BUMN ikut mengerek suku bunga obligasi. Peningkatan suku bunga ini, tentu menarik minat investor untuk memburu instrumen ini. Obligasi pemerintah tenor 10 tahun misalnya, posisi yield turun dari 8,628% ke 8,620%.
Sementara itu, sentimen lain yang masih mempengaruhi yaitu rilis data penjualan ritel. Bank Indonesia (BI) merilis data penjualan ritel per Juli 2018 tumbuh 2,9% secara tahunan (year-on-year/YoY) atau lebih tinggi dari bulan Juni yang sebesar 2,3% YoY.
Di lain pihak, tingkat penjualan ritel di Negeri Merlion justru melesu. Pada periode yang sama, tingkat penjualan ritel turun ke posisi -2,6% YoY. Situasi ini memberikan dampak positif, khususnya menarik minat investor asing memburu saham-saham sektor konsumer. Hingga pukul 09:20 WIB, sektor ini telah naik hingga 0,47%. Sementara aksi beli bersih (net buy) investor asing telah mencapai Rp 41,89 miliar.
Di sisi lain, harga jual dolar Singapura di beberapa bank nasional telah turun di bawah Rp 10.900/US$. Berikut data kurs dolar Singapura di empat bank utama nasional hingga pukul 09:20 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 10.598,00 | Rp 10,916,00 |
Bank BNI | Rp 10.679,00 | Rp 10.939,00 |
Bank BRI | Rp 10.704,96 | Rp 10.904,20 |
Bank BCA | Rp 10.662,00 | Rp 10.889,00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(alf/alf) Next Article Hari Ini, Rupiah Balas Dendam Lawan Dolar Singapura
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular