
Ikuti Jejak Bursa Regional, IHSG Dibuka Menguat 0,63%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
13 September 2018 09:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,63% ke level 5.834,77. IHSG berhasil mengekor bursa saham utama kawasan Asia yang sebelumnya juga dibuka di zona hijau: indeks Shanghai naik 0,87%, indeks Hang Seng naik 1,72%, indeks Nikkei naik 0,24%, indeks Kospi naik 0,1%, dan indeks Strait Times naik 0,17%.
Optimisme bahwa AS dan China bisa segera menyelesaikan friksi dagang yang selama ini terjadi membuat bursa saham menjadi menarik di mata investor. Reuters mengabarkan bahwa Washington telah mengontak Beijing untuk membahas rencana dialog perdagangan.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin diberitakan telah mengirim undangan kepada sejumlah pejabat di China, termasuk Perdana Menteri Liu He, untuk berbicara soal isu-isu perdagangan. Sumber di lingkaran Gedung Putih mengungkapkan, waktu dan tempat pertemuan belum terlalu terlihat. Namun, pertemuan itu kemungkinan terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Jika perundingan jadi dilakukan, pelaku pasar setidaknya berharap bahwa bea masuk baru bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar yang sudah melewati tahap dengar pendapat tidak jadi diterapkan oleh AS. Pasalnya, besarnya nilai barang yang disasar dipastikan akan mempengaruhi laju perekonomian kedua negara.
Sebelumnya, hubungan kedua negara kembali memanas pasca China melapor kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengenai kebijakan AS yang dianggap merugikan, yaitu bea masuk anti-dumping terhadap berbagai produk Negeri Tirai Bambu. China mengeluh karena kebijakan ini merugikan mereka hingga US$ 7,04 miliar per tahun. Oleh karena itu, China meminta restu kepada WTO untuk menerapkan kebijakan serupa dengan nilai yang sama bagi produk-produk impor asal AS.
Dari dalam negeri, laju IHSG terbantu oleh penguatan nilai tukar rupiah. Pada pagi ini, rupiah menguat 0,13% di pasar spot ke level Rp 14.800/dolar AS. Penguatan rupiah dipicu oleh dinaikkannya tingkat suku bunga penjaminan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). LPS menaikkan tingkat bunga penjaminan simpanan rupiah di bank umum sebesar 25bps menjadi 6,5%, sementara tingkat bunga penjaminan simpanan valuta asing di bank umum naik 50 bps menjadi 2%.
Dinaikannya suku bunga penjaminan lantas memberi ruang bagi perbankan untuk terus menaikkan suku bunga yang ditawarkan kepada nasabahnya. Tak hanya suku bunga deposito yang berpotensi naik, namun juga tingkat kupon obligasi terbitan perusahaan-perusahaan tanah air. Pada akhirnya, ada potensi arus modal asing masuk ke instrumen pendapatan tetap di tanah air sehingga rupiah menjadi buruan investor saat ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article IHSG Jatuh Lagi ke Bawah 7.000
Optimisme bahwa AS dan China bisa segera menyelesaikan friksi dagang yang selama ini terjadi membuat bursa saham menjadi menarik di mata investor. Reuters mengabarkan bahwa Washington telah mengontak Beijing untuk membahas rencana dialog perdagangan.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin diberitakan telah mengirim undangan kepada sejumlah pejabat di China, termasuk Perdana Menteri Liu He, untuk berbicara soal isu-isu perdagangan. Sumber di lingkaran Gedung Putih mengungkapkan, waktu dan tempat pertemuan belum terlalu terlihat. Namun, pertemuan itu kemungkinan terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Sebelumnya, hubungan kedua negara kembali memanas pasca China melapor kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengenai kebijakan AS yang dianggap merugikan, yaitu bea masuk anti-dumping terhadap berbagai produk Negeri Tirai Bambu. China mengeluh karena kebijakan ini merugikan mereka hingga US$ 7,04 miliar per tahun. Oleh karena itu, China meminta restu kepada WTO untuk menerapkan kebijakan serupa dengan nilai yang sama bagi produk-produk impor asal AS.
Dari dalam negeri, laju IHSG terbantu oleh penguatan nilai tukar rupiah. Pada pagi ini, rupiah menguat 0,13% di pasar spot ke level Rp 14.800/dolar AS. Penguatan rupiah dipicu oleh dinaikkannya tingkat suku bunga penjaminan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). LPS menaikkan tingkat bunga penjaminan simpanan rupiah di bank umum sebesar 25bps menjadi 6,5%, sementara tingkat bunga penjaminan simpanan valuta asing di bank umum naik 50 bps menjadi 2%.
Dinaikannya suku bunga penjaminan lantas memberi ruang bagi perbankan untuk terus menaikkan suku bunga yang ditawarkan kepada nasabahnya. Tak hanya suku bunga deposito yang berpotensi naik, namun juga tingkat kupon obligasi terbitan perusahaan-perusahaan tanah air. Pada akhirnya, ada potensi arus modal asing masuk ke instrumen pendapatan tetap di tanah air sehingga rupiah menjadi buruan investor saat ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article IHSG Jatuh Lagi ke Bawah 7.000
Most Popular