
Ini 'Macan' yang Siap Kapan Saja Menerkam Rupiah!
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
12 September 2018 13:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Tim RisetĀ Bank Mandiri menyebut pergerakan Dollar Index - yang mencerminkan posisiĀ dolar AS terhadap enam mata uang dunia - sangat memengaruhi pergerakan nilai tukar.
Berdasarkan analisa Tim Riset Ekonomi Bank Mandiri, setiap kenaikan Dollar Index sebesar 1%, menandakan penguatan greenback 0,56%. Artinya, semakin tinggi Dollar Index, semakin berpotensi melemahkan rupiah. Dollar Index bagaikan 'Macan' yang siap menerkam rupiah.
"Sensitivitas rupiah terhadap penguatan Dollar Index cukup signifikkan," tulis tim riset ekonomi Bank Mandiri dalam Econmark edisi Juli, seperti dikutip CNBC Indonesia, Rabu (12/9/2018).
Benarkah demikian? Tim riset ekonomi Bank Mandiri pun menyajikan ulasan yang memperkuat pernyataan tersebut. Secara historikal, setiap penguatan Dollar Index akan memengaruhi pelemahan nilai tukar.
Misalnya, pada krisis moneter di 1997. Pada saat itu, mata uang Garuda terdepresiasi hingga 128%, sementara di sisi lain Dollar Index menguat sebesar 13,1%.
Kemudian, krisis keuangan global di 2008. Pada periode tersebut, rupiah melemah hingga 18,4%, sementara Dollar Index naik hingga 6%. Situasi sama terjadi ketika devaluasi Yuan pada 2015.
"Rupiah terkoreksi sebesar 11,3%, sementara Dollar Index menguat 9,1%,"
Meski demikian, tim riset Bank Mandiri masih meyakini pelemahan rupiah tidak akan menyentuh level psikologis baru di Rp 15.000/US$. Rupiah memang masih akan tertekan, meskipun tidak besar.
"Bank Indonesia selalu berada di pasar dan telah mengambil beberapa kebijakan untuk menjaga stabilitas rupiah. Salah satunya, dengan menggunakan cadangan devisa."
(dru) Next Article Optimisme Pasar Menguat, Rupiah Tembus Level 14.000/USD
Berdasarkan analisa Tim Riset Ekonomi Bank Mandiri, setiap kenaikan Dollar Index sebesar 1%, menandakan penguatan greenback 0,56%. Artinya, semakin tinggi Dollar Index, semakin berpotensi melemahkan rupiah. Dollar Index bagaikan 'Macan' yang siap menerkam rupiah.
"Sensitivitas rupiah terhadap penguatan Dollar Index cukup signifikkan," tulis tim riset ekonomi Bank Mandiri dalam Econmark edisi Juli, seperti dikutip CNBC Indonesia, Rabu (12/9/2018).
![]() |
Benarkah demikian? Tim riset ekonomi Bank Mandiri pun menyajikan ulasan yang memperkuat pernyataan tersebut. Secara historikal, setiap penguatan Dollar Index akan memengaruhi pelemahan nilai tukar.
Kemudian, krisis keuangan global di 2008. Pada periode tersebut, rupiah melemah hingga 18,4%, sementara Dollar Index naik hingga 6%. Situasi sama terjadi ketika devaluasi Yuan pada 2015.
"Rupiah terkoreksi sebesar 11,3%, sementara Dollar Index menguat 9,1%,"
Meski demikian, tim riset Bank Mandiri masih meyakini pelemahan rupiah tidak akan menyentuh level psikologis baru di Rp 15.000/US$. Rupiah memang masih akan tertekan, meskipun tidak besar.
"Bank Indonesia selalu berada di pasar dan telah mengambil beberapa kebijakan untuk menjaga stabilitas rupiah. Salah satunya, dengan menggunakan cadangan devisa."
(dru) Next Article Optimisme Pasar Menguat, Rupiah Tembus Level 14.000/USD
Most Popular