
Rupiah Lesu Lagi di Hadapan Yuan, Dalam Sebulan melemah 2,12%
alfado agustio, CNBC Indonesia
12 September 2018 11:04

Jakarta, CNBC Indonesia- kurs rupiah kembali loyo di hadapan mata uang yuan siang ini. Perkembangan terbaru ekonomi di Negeri Tirai Bambu ditengarai menjadi salah satu penyebabnya.
Pada Rabu (12/9/2018), pukul 10:30 WIB, CNY 1 di pasar spot ditransaksikan di Rp 2.163,20. Rupiah melemah 0,14% dibandingkan perdagangan kemarin. Dalam Sebulan, rupiah sudah terdepresiasi hingga 2,12%
Baru-baru ini, kantor statistik China merilis data terbaru inflasi per Agustus 2018. Dalam data tersebut, inflasi tumbuh 2,3% Year-on-Year (YoY) atau lebih tinggi dari perkiraan pasar yaitu 2,2%. Data in sepertinya menjadi penilaian positif di mata investor, sebab dapat diterjemahkan daya beli masyarakat masih membaik.
Sebelumnya, ramai diberitakan jika perekonomian di negara tersebut sedang melambat. Terlebih friksi perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) memberikan pengaruh cukup berat terhadap ekonomi Negeri Panda. Misalnya, ekpansi sektor manufaktur yang melambat, tercermin dari rilis data indeks manufaktur Agustus yang lebih rendah dari periode sebelumnya. Contoh lainnya, surplus perdagangan di periode agustus yang juga turun.
Namun, dengan rilis data inflasi yang tumbuh, memberikan sentimen jika perekonomian China tidak sepenuhnya melambat. Kondisi ini memberikan pengaruh positif bagi yuan, terutama di hadapan rupiah.
Di sisi lain, pelemahan yang terjadi menyebabkan harga jual yuan bertahan di atas Rp 2.200/yuan. Berikut data perdagangan di tiga bank nasional terbesar hingga pukul 10:50 WIB:
TIM RISET CNBC INDONESIA
(alf/alf) Next Article Perang Dagang Juga Bikin Rupiah Ikut Terjungkal
Pada Rabu (12/9/2018), pukul 10:30 WIB, CNY 1 di pasar spot ditransaksikan di Rp 2.163,20. Rupiah melemah 0,14% dibandingkan perdagangan kemarin. Dalam Sebulan, rupiah sudah terdepresiasi hingga 2,12%
Sebelumnya, ramai diberitakan jika perekonomian di negara tersebut sedang melambat. Terlebih friksi perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) memberikan pengaruh cukup berat terhadap ekonomi Negeri Panda. Misalnya, ekpansi sektor manufaktur yang melambat, tercermin dari rilis data indeks manufaktur Agustus yang lebih rendah dari periode sebelumnya. Contoh lainnya, surplus perdagangan di periode agustus yang juga turun.
Namun, dengan rilis data inflasi yang tumbuh, memberikan sentimen jika perekonomian China tidak sepenuhnya melambat. Kondisi ini memberikan pengaruh positif bagi yuan, terutama di hadapan rupiah.
Di sisi lain, pelemahan yang terjadi menyebabkan harga jual yuan bertahan di atas Rp 2.200/yuan. Berikut data perdagangan di tiga bank nasional terbesar hingga pukul 10:50 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 2.080,00 | Rp 2.232,00 |
Bank BRI | Rp 2.093,60 | Rp 2.246,72 |
Bank BCA | Rp 2.084,00 | Rp 2.212,00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(alf/alf) Next Article Perang Dagang Juga Bikin Rupiah Ikut Terjungkal
Most Popular