Perang Dagang Hempas Dolar Singapura, Rupiah Perkasa

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 September 2018 09:36
Perang Dagang Hempas Dolar Singapura, Rupiah Perkasa
Ilustrasi Dolar Singapura (REUTERS/Edgar Su)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Singapura mampu menguat tipis pada perdagangan pagi ini. Sentimen perang dagang yang menggelora membuat pelaku pasar khawatir dengan prospek perekonomian Negeri Singa.

Pada Senin (10/9/2018) pukul 09:04 WIB, SG$ 1 dibanderol Rp 10.740,93. Rupiah menguat tipis 0,02% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu.  

Bila penguatan ini mampu bertahan sampai penutupan pasar, maka rupiah akan digdaya terhadap dolar Singapura dalam 3 hari perdagangan terakhir. Akhir pekan lalu, rupiah menguat signifikan 0,79% sementara sehari sebelumnya terapresiasi 0,18%. 



Berikut kurs dolar Singapura di sejumlah bank nasional pada pukul 09:07 WIB: 



Di hadapan dolar AS, rupiah juga masih unggul ketimbang dolar Singapura. Pada pukul 09:10 WIB, rupiah melemah 0,1% terhadap greenback sedangkan dolar Singapura terdepresiasi 0,15%. Tidak hanya dolar Singapura, indeks Straits Time pun melemah 0,4% pada pukul 09:12 WIB.

Pasar keuangan Singapura sedang dihempas isu perang dagang. Akhir pekan lalu, Presiden AS Donald Trump menegaskan siap menerapkan bea masuk baru bagi impor produk made in China senilai US$ 200 miliar. Setelah itu, akan ada bea masuk tambahan lagi bagi impor senilai US$ 267 miliar. 

"(Bea masuk) US$ 200 miliar yang dibicarakan itu bisa diterapkan sesegera mungkin, tergantung China. Saya benci mengatakan ini, tetapi setelah itu ada (bea masuk untuk importasi) US$ 267 miliar yang siap diterapkan kalau saya mau," tegas Trump akhir pekan lalu, dikutip dari Reuters. 

Sejauh ini belum ada respons dari Beijing. Namun jika Negeri Tirai Bambu merespons keras, apalagi menyiapkan langkah balas dendam, maka suhu perang dagang akan kembali memanas. 

AS dan China adalah dua perekonomian terbesar di planet bumi. Ketika mereka terlibat friksi, dampaknya adalah arus perdagangan dunia akan terhambat. Bagi negara yang menggantungkan pertumbuhan ekonomi dari faktor eksternal seperti Singapura, seretnya perdagangan global tentu bukan berita positif.

Data Bank Dunia menunjukkan, nilai ekspor Singapura mencapai 172% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Oleh karena itu, gangguan terhadap ekspor akan sangat mempengaruhi kinerja pertumbuhan ekonomi di sana. 

Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura memperkirakan ekonomi akan tumbuh di kisaran 2,5-3,5% pada 2018. Melambat dibandingkan pencapaian 2017 yaitu 3,6%. 

"Ketidakpastian dan risiko perekonomian global meningkat. Bea masuk yang diterapkan AS dan dibalas oleh China, Uni Eropa, dan berbagai negara lain menimbulkan penurunan aktivitas bisnis dan keyakinan konsumen. Ini akan mempengaruhi arus perdagangan dan pertumbuhan ekonomi dunia, dan bisa berdampak kepada kawasan lain," sebut kajian Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura. 

Merespons situasi ini, investor sepertinya agak menjauhi pasar keuangan Singapura. Indonesia lebih dipilih karena relatif kurang rentan terhadap isu perang dagang. Pada 2017, sumbangan ekspor terhadap PDB Indonesia 'hanya' 20,4%. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular