
Dolar AS Siap Menggila, Ini Rekomendasi Saham Dari Broker
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
10 September 2018 08:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 1,31% ke level 5.851,47 poin pada penutupan perdagangan di akhir pekan lalu, Jumat (7/9/18).
IHSG berhasil menguat kala bursa saham utama kawasan Asia kompak terjebak di zona merah. Sementara investor asing melakukan aksi net sell di semua perdagangan saham sebesar Rp 280,2 miliar.
Sektor industri yang mengalami penguatan terbesar pada sektor aneka industri (+4,42%) dan barang konsumsi (+2,89%), sedangkan yang mengalami penurunan terbesar di sektor perdagangan (- 0,11%).
5 saham yang berkontribusi paling signifikan bagi kenaikan IHSG adalah: PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (+4,58%), PT Astra International Tbk/ASII (+4,41%), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk/INTP (+6,08%), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+2%), dan PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (+0,4%).
Di tengah berbagai sentimen internal salah satunya tekanan terhadap Rupiah yang masih berlanjut terhadap Dolar Amerika Serikat (AS), serta faktor eksternal yaitu perang dagang global. Berikut saham-saham pilihan broker yang patut untuk diperhatikan pada perdagangan hari ini, Senin (10/9/18).
Indosurya Sekuritas mengatakan paska rilis data perekonomian cadangan devisa (CADEV) yang terlansir terdapat peningkatan, memberikan sentimen positif terhadap pola gerak IHSG dalam pekan yang cukup pendek ini.
Kondisi nilai tukar rupiah yang berpotensi untuk terapresiasi dalam beberapa waktu mendatang mengingat Dolar AS indeks yang mulai tertekan juga dapat turut memberikan sentimen positif terhadap IHSG.
"Rilis data perekonomian tentang penjulan eceran hari ini yang disinyalir terdapat peningkatan juga akan turut mendongkrak kenaikan IHSG, hari ini IHSG berpotensi menguat," ujar William Surya Wijaya, Analis dari Indosurya Sekuritas.
Sedangkan saham-saham yang menjadi perhatian dalam perdagangan hari ini diantaranya saham : ICBP, MYOR, INDF, HMSP, KLBF, GGRM, BBNI, TLKM, BBCA dan BJTM.
Analis dari Binaartha Sekuritas mengatakan, IHSG berhasil ditutup menguat signifikan pada akhir pekan lalu memiliki support pertama maupun kedua pada level 5.796,656 hingga 5.741,848.
Namun, terlihat pola upward bar yang mengindikasikan adanya potensi penguatan lanjutan pada pergerakan indeks saham. Dengan demikian, indeks masih berpeluang menuju ke area resisten.
Sementara itu, beberapa saham yang patut diperhatikan diantaranya adalah :
1. PT PP Presisi Tbk (PPRE)
PPRE ditutup menguat di level Rp 378 pada 7 September 2018. Sebelumnya, terlihat pola bullish hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham. Akumulasi beli pada area level Rp 368 - Rp 380, dengan target harga secara bertahap secara bertahap di level Rp 376 hingga Rp 466.
2. PT PP Properti Tbk (PPRO)
Akumulasi beli pada area level Rp 108 - Rp 112, dengan target harga secara bertahap secara bertahap di level Rp 120 and Rp 130.
3. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)
TLKM ditutup menguat di level Rp 3.390 pada 7 September 2018. Adapun target harga pada level Rp 3.570 berhasil tercapai.
Akumulasi beli pada area level Rp 3.350 - Rp 3.400, dengan target harga secara bertahap di level Rp 3.500 hingga Rp 4.530.
4. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)
Akumulasi beli pada area level Rp 4.920 - Rp 4.980, dengan target harga secara bertahap di level Rp 5.050 hingga Rp 5.875.
5. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)
Akumulasi beli pada area level Rp 1.440 - Rp 1.460, dengan target harga secara bertahap di level Rp 1.520 hingga Rp 2.220.
Analisa dari Kiwoom Sekuritas memperkirakan ancaman dari Presiden Trump yang ingin memberikan tarif tambahan senilai US$ 257 miliar terhadap Cina akan menjadi tekanan bagi pasar saham hari ini.
Ditengah tekanan akan perang dagang, Afrika Selatan baru saja masuk kedalam fase resesi yang akan membawa penurunan mata uangnya Rand melemah. Ini yang dikhawatirkan akan memberikan pengaruh kepada negara emerging market lainnya.
"Secara teknikal, indeks IHSG hari ini melemah dengan support dan resistance di level 5.796-5.878," ungkap analisa dari Kiwoom.
Sedangkan saham-saham yang menjadi perhatian dalam perdagangan hari ini diantaranya :
1. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
ANTM mengantongi laba bersih Rp 344,45 miliar pada semester I/2018. Pendapatan Antam per Juni 2018 mencapai Rp 11,81 triliun, melonjak 292,41% year on year (yoy) dari sebelumnya Rp 3,01 triliun. Laba bersih sejumlah Rp 344,45 miliar, berbalik dari rugi bersih pada semester I/2017 senilai Rp 496,12 miliar.
Secara jangka pendek, rekomendasi jual memiliki probabilitas 51% dengan target di level Rp 740 dan exit di level harga Rp 860. Sedangkan rekomendasi beli secara jangka panjang memiliki probabilitas 50% di target Rp 975 dan exit Rp 755, sedangkan support area berada di level Rp 765 dan resistance di level harga Rp 805.
2. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
BMRI telah mengucurkan sedikitnya Rp 11,83 triliun Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada 179.249 debitur hingga Agustus 2018. Adapun target penyaluran KUR Bank Mandiri tahun ini adalah Rp 17,56 triliun, naik dari Rp 14,56 triliun.
Perusahaan telah menyalurkan sekitar 67% dari target KUR tahun ini. Penyaluran KUR perseroan juga telah sesuai dengan amanah pemerintah yang mewajibkan minimal 50% KUR disalurkan ke sektor produksi pada tahun ini.
Strategi beli (buy) secara jangka pendek memiliki probabilitas 42% dengan target di Rp 6.700 dan exit di level Rp 6.065. Strategi jual untuk investasi memiliki probabilitas 57% dengan target di level harga Rp 5.450 dan exit di level Rp 7.425/saham. Area support berada di level Rp 6.525 dan resistance di level Rp 6.765.
(roy) Next Article Tersengat Dampak Corona, IHSG Ambles Lebih 4%
IHSG berhasil menguat kala bursa saham utama kawasan Asia kompak terjebak di zona merah. Sementara investor asing melakukan aksi net sell di semua perdagangan saham sebesar Rp 280,2 miliar.
Sektor industri yang mengalami penguatan terbesar pada sektor aneka industri (+4,42%) dan barang konsumsi (+2,89%), sedangkan yang mengalami penurunan terbesar di sektor perdagangan (- 0,11%).
Di tengah berbagai sentimen internal salah satunya tekanan terhadap Rupiah yang masih berlanjut terhadap Dolar Amerika Serikat (AS), serta faktor eksternal yaitu perang dagang global. Berikut saham-saham pilihan broker yang patut untuk diperhatikan pada perdagangan hari ini, Senin (10/9/18).
Indosurya Sekuritas mengatakan paska rilis data perekonomian cadangan devisa (CADEV) yang terlansir terdapat peningkatan, memberikan sentimen positif terhadap pola gerak IHSG dalam pekan yang cukup pendek ini.
Kondisi nilai tukar rupiah yang berpotensi untuk terapresiasi dalam beberapa waktu mendatang mengingat Dolar AS indeks yang mulai tertekan juga dapat turut memberikan sentimen positif terhadap IHSG.
"Rilis data perekonomian tentang penjulan eceran hari ini yang disinyalir terdapat peningkatan juga akan turut mendongkrak kenaikan IHSG, hari ini IHSG berpotensi menguat," ujar William Surya Wijaya, Analis dari Indosurya Sekuritas.
Sedangkan saham-saham yang menjadi perhatian dalam perdagangan hari ini diantaranya saham : ICBP, MYOR, INDF, HMSP, KLBF, GGRM, BBNI, TLKM, BBCA dan BJTM.
Analis dari Binaartha Sekuritas mengatakan, IHSG berhasil ditutup menguat signifikan pada akhir pekan lalu memiliki support pertama maupun kedua pada level 5.796,656 hingga 5.741,848.
Namun, terlihat pola upward bar yang mengindikasikan adanya potensi penguatan lanjutan pada pergerakan indeks saham. Dengan demikian, indeks masih berpeluang menuju ke area resisten.
Sementara itu, beberapa saham yang patut diperhatikan diantaranya adalah :
1. PT PP Presisi Tbk (PPRE)
PPRE ditutup menguat di level Rp 378 pada 7 September 2018. Sebelumnya, terlihat pola bullish hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham. Akumulasi beli pada area level Rp 368 - Rp 380, dengan target harga secara bertahap secara bertahap di level Rp 376 hingga Rp 466.
2. PT PP Properti Tbk (PPRO)
Akumulasi beli pada area level Rp 108 - Rp 112, dengan target harga secara bertahap secara bertahap di level Rp 120 and Rp 130.
3. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)
TLKM ditutup menguat di level Rp 3.390 pada 7 September 2018. Adapun target harga pada level Rp 3.570 berhasil tercapai.
Akumulasi beli pada area level Rp 3.350 - Rp 3.400, dengan target harga secara bertahap di level Rp 3.500 hingga Rp 4.530.
4. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)
Akumulasi beli pada area level Rp 4.920 - Rp 4.980, dengan target harga secara bertahap di level Rp 5.050 hingga Rp 5.875.
5. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)
Akumulasi beli pada area level Rp 1.440 - Rp 1.460, dengan target harga secara bertahap di level Rp 1.520 hingga Rp 2.220.
Analisa dari Kiwoom Sekuritas memperkirakan ancaman dari Presiden Trump yang ingin memberikan tarif tambahan senilai US$ 257 miliar terhadap Cina akan menjadi tekanan bagi pasar saham hari ini.
Ditengah tekanan akan perang dagang, Afrika Selatan baru saja masuk kedalam fase resesi yang akan membawa penurunan mata uangnya Rand melemah. Ini yang dikhawatirkan akan memberikan pengaruh kepada negara emerging market lainnya.
"Secara teknikal, indeks IHSG hari ini melemah dengan support dan resistance di level 5.796-5.878," ungkap analisa dari Kiwoom.
Sedangkan saham-saham yang menjadi perhatian dalam perdagangan hari ini diantaranya :
1. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
ANTM mengantongi laba bersih Rp 344,45 miliar pada semester I/2018. Pendapatan Antam per Juni 2018 mencapai Rp 11,81 triliun, melonjak 292,41% year on year (yoy) dari sebelumnya Rp 3,01 triliun. Laba bersih sejumlah Rp 344,45 miliar, berbalik dari rugi bersih pada semester I/2017 senilai Rp 496,12 miliar.
Secara jangka pendek, rekomendasi jual memiliki probabilitas 51% dengan target di level Rp 740 dan exit di level harga Rp 860. Sedangkan rekomendasi beli secara jangka panjang memiliki probabilitas 50% di target Rp 975 dan exit Rp 755, sedangkan support area berada di level Rp 765 dan resistance di level harga Rp 805.
2. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
BMRI telah mengucurkan sedikitnya Rp 11,83 triliun Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada 179.249 debitur hingga Agustus 2018. Adapun target penyaluran KUR Bank Mandiri tahun ini adalah Rp 17,56 triliun, naik dari Rp 14,56 triliun.
Perusahaan telah menyalurkan sekitar 67% dari target KUR tahun ini. Penyaluran KUR perseroan juga telah sesuai dengan amanah pemerintah yang mewajibkan minimal 50% KUR disalurkan ke sektor produksi pada tahun ini.
Strategi beli (buy) secara jangka pendek memiliki probabilitas 42% dengan target di Rp 6.700 dan exit di level Rp 6.065. Strategi jual untuk investasi memiliki probabilitas 57% dengan target di level harga Rp 5.450 dan exit di level Rp 7.425/saham. Area support berada di level Rp 6.525 dan resistance di level Rp 6.765.
(roy) Next Article Tersengat Dampak Corona, IHSG Ambles Lebih 4%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular