Koreksi Pasar Obligasi Diprediksi Memudar dan Berbalik Arah

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
06 September 2018 09:53
Ada potensi terjadinya penguatan di pasar obligasi.
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Pagi ini pasar obligasi rupiah pemerintah diperkirakan akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas. 

Meskipun demikian, tim riset PT Kiwoom Sekuritas Indonesia dalam risetnya hari ini (6/9/18) menilai ruang pelemahan dan tekanan penurunan dinilai mulai mencapai batasnya, sehingga ada potensi untuk terjadinya penguatan. 

Namun apabila sentimen dari eksternal masih terlalu kuat, pasar obligasi akan terus tertekan meskipun ruang pelemahannya sudah mencapai batasnya. Rupiah yang terus turun akan berpotensi untuk menyentuh titik Rp 15.000/US$. 

Semakin rupiah melemah, maka tekanan terhadap fundamental perekonomian Indonesia, terutama pada kontraksi APBN dan defisit neraca berjalan (CAD) akan semakin tinggi. 

Namun, tim riset Kiwoom Sekuritas menilai Indonesia masih lebih kuat untuk menghadapi situasi dan kondisi saat ini dibandingkan krisis 1998. Masalah yang terbesar saat ini adalah, pelemahan rupiah kali ini dijadikan bahan politisasi, sehingga permasalahan mengenai rupiah vs dolar AS menjadi bias. Fokus berikutnya adalah melihat apa yang akan dilakukan oleh pemerintah dalam jangka waktu pendek. 

Kemarin, pasar obligasi rupiah pemerintah terkoreksi yang disertai naiknya total transaksi dan frekuensi perdagangan. Total transaksi surat berharga negara (SBN) didominasi oleh obligasi berdurasi 25 tahun.

Obligasi bertenor 10 tahun dan 20 tahun serta nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). 

Untuk hari ini, tim riset Kiwoom merekomendasikan hold hingga jual, namun tetap fokus membeli dalam volume kecil khususnya obligasi jangka pendek dan panjang. 

Di pasar obligasi global, Imbal hasil obligasi zona Amerika ditutup bervariasi, didominasi oleh koreksi harga dan kenaikan imbal hasil (yield). Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

Imbal hasil wilayah zona Eropa ditutup bervariasi, didominasi oleh kenaikan yield. Imbal hasil Asia Pasifik di tutup bervariasi, juga didominasi oleh kenaikan imbal hasil.

Kenaikan imbal hasil terbesar terjadi di pasar SBN Indonesia (8,51%). Yield SBN 10 tahun ditutup melemah di 8,62% dibanding sebelumnya 8,40%. Imbal hasil obligasi 20 tahun ditutup melemah di 9,09% dibandingkan hari sebelumnya 8,95%. Rupiah ditutup melemah di Rp 14.938 dibanding hari sebelumnya di Rp 14.935 untuk tiap dolar AS.

Senada dengan tim Kiwoom Sekuritas, PT Mirae Asset Sekuritas dalam risetnya juga sudah memiliki pandangan positif terhadap pasar SBN hari ini. Tim riset Mirae Asset Sekuritas memprediksi seri acuan FR0063, FR0064, dan FR0075 dapat menguat terbatas.

Seri acuan pasar obligasi adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun. 

Sentimen positif bagi harga SBN didorong oleh cenderung menurunnya tekanan dari krisis ekonomi Turki, Argentina, dan Afrika Selatan serta turunnya indeks dolar AS. Indeks dolar AS mencerminkan posisi mata uang Paman Sam terhadap enam mata uang utama dunia lainnya. 

Sementara itu, sentimen negatif didorong oleh kekhawatiran terkait meningkatnya tensi perang dagang pasca melebarnya defisit neraca dagang AS dan jelang sentimen dari rilis data ketenagakerjaan AS.

Nilai tukar mata uang garuda hari ini diperkirakan bergerak fluktuatif pada rentang Rp 14.900 - Rp 14.970 per dolar AS dengan potensi melemah pada penutupan perdagangan hari ini. 

Berikut prediksi pergerakan pasar obligasi hari ini menurut Tim Mirae Asset Sekuritas: 

FR0063 (15 Mei 2023): 89,40 (8,40%) - 89,70 (8,32%)
FR0064 (15 Mei 2028): 83,60 (8,66%) - 84,30 (8,54%)
FR0065 (15 Mei 2033): 82,30 (8,79%) - 82,80 (8,72%)
FR0075 (15 Mei 2038): 86,00 (9,03%) - 87,00 (8,91%)   

TIM RISET CNBC INDONESIA


(irv/roy) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular