Tak Ada Kata Terlambat, 4 Hal Ini Bisa Selamatkan Rupiah
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
05 September 2018 11:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meredam gejolak nilai tukar rupiah. Belum terlambat, jika tidak ingin melihat mata uang Garuda semakin terpuruk terhadap keperkasaan dolar AS.
Nilai tukar rupiah saat ini - baik itu di pasar spot maupun kurs acuan - masih berada di level Rp 14.900/US$. Di pasar spot, rupiah pada pukul 10:00 WIB berada di level Rp 14.925/US$. Sementara di kurs acuan berada di leve Rp 14.927/US$.
Berikut pandangan beberapa analis terkait langkah apa yang bisa dilakukan untuk meredam pelemahan nilai tukar rupiah lebih lanjut :
1. Kenaikan Bunga Acuan BI
Dosis kenaikan bunga acuan yang sudah dieksekusi bank sentral dianggap belum cukup untuk mengobati penyakit perekonomian Indonesia yang disebut-sebut sudah masuk dalam tahap kronis.
"Dosis perlu ditambah sebesar 50 basis poin agar cadangan devisa tidak terlalu banyak terkikis," kata Ekonom Senior Universitas Indonesia Faisal Basri, dikutip CNBC Indonesia Rabu (5/9/2018).
2. Evaluasi Proyek yang Kuras Devisa Banyak
Penjadwalan ulang proyek-proyek strategis - termasuk yang menghabiskan devisa dalam jumlah besar - perlu dilakukan. Terutama, untuk belanja-belanja di bidang pertahanan.
"Penghentian impor bahan infrastruktur yang berjumlah besar," kata Ekonom Maybank Myrdal Gunarto.
3. Hentikan Dulu Jalan-jalan ke Luar Negeri, Desak Pejabat Jual Dolar
Imbauan moral perlu dilakukan, agar para pejabat bisa mengorbankan mata uang Paman Sam-nya. Dalam kondisi sekarang, Faisal menilai, sangat tidak elok jika para pejabat menyimpan dolar AS dalam jumlah besar.
Selain itu, penghematan belanja valuta asing dengan tidak melakukan studi banding ke luar negeri juga bisa dilakukan. Seleksi ketat harus dilakukan, agar devisa tidak terkuras hanya untuk studi banding.
"Menekan jumlah delegasi ke luar negeri, menyeleksi ketat perjalanan luar negeri oleh pejabat negara dan jajaran BUMN," katanya.
4. Kenaikan Harga Bensin
Kenaikan harga bensin menjadi harga mati untuk menyelamatkan nilai tukar rupiah. Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri bahkan menganggap, hal tersebut bisa menekan defisit transaksi berjalan yang menjadi biang keladi pelemahan nilai tukar.
"Salah satu sumber defisit yang besar adalah migas, untuk menurunkan permintaan BBM yang sebagian juga mungkin muncul karena penyelundupan," kata Chatib.
"Sebaiknya, harga BBM dinaikkan," tegas Chatib saat berbincang dengan CNBC Indonesia.
Dengan mengeksekusi kenaikan harga BBM, dia memperkirakan tekanan terhadap CAD pada tahun ini bisa berkurang. Dampaknya, pun akan terasa dalam 6 bulan ke depan.
"Para investor keuangan akan memiliki optimistis tersendiri dan bisa mengekspektasi bahwa CAD ke depan akan mengecil," jelasnya.
Kalangan ekonom pun sepakat dengan pernyataan Chatib Basri. Satu-satunya cara untuk menyelematkan nilai tukar rupiah agar tidak melemah lebih lanjut, adalah menaikkan harga bensin.
"Mau tidak mau, harga BBM harus sesuai market price," tegas Myrdal.
(dru) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Nilai tukar rupiah saat ini - baik itu di pasar spot maupun kurs acuan - masih berada di level Rp 14.900/US$. Di pasar spot, rupiah pada pukul 10:00 WIB berada di level Rp 14.925/US$. Sementara di kurs acuan berada di leve Rp 14.927/US$.
Berikut pandangan beberapa analis terkait langkah apa yang bisa dilakukan untuk meredam pelemahan nilai tukar rupiah lebih lanjut :
Dosis kenaikan bunga acuan yang sudah dieksekusi bank sentral dianggap belum cukup untuk mengobati penyakit perekonomian Indonesia yang disebut-sebut sudah masuk dalam tahap kronis.
"Dosis perlu ditambah sebesar 50 basis poin agar cadangan devisa tidak terlalu banyak terkikis," kata Ekonom Senior Universitas Indonesia Faisal Basri, dikutip CNBC Indonesia Rabu (5/9/2018).
![]() |
2. Evaluasi Proyek yang Kuras Devisa Banyak
Penjadwalan ulang proyek-proyek strategis - termasuk yang menghabiskan devisa dalam jumlah besar - perlu dilakukan. Terutama, untuk belanja-belanja di bidang pertahanan.
"Penghentian impor bahan infrastruktur yang berjumlah besar," kata Ekonom Maybank Myrdal Gunarto.
3. Hentikan Dulu Jalan-jalan ke Luar Negeri, Desak Pejabat Jual Dolar
Imbauan moral perlu dilakukan, agar para pejabat bisa mengorbankan mata uang Paman Sam-nya. Dalam kondisi sekarang, Faisal menilai, sangat tidak elok jika para pejabat menyimpan dolar AS dalam jumlah besar.
Selain itu, penghematan belanja valuta asing dengan tidak melakukan studi banding ke luar negeri juga bisa dilakukan. Seleksi ketat harus dilakukan, agar devisa tidak terkuras hanya untuk studi banding.
"Menekan jumlah delegasi ke luar negeri, menyeleksi ketat perjalanan luar negeri oleh pejabat negara dan jajaran BUMN," katanya.
4. Kenaikan Harga Bensin
Kenaikan harga bensin menjadi harga mati untuk menyelamatkan nilai tukar rupiah. Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri bahkan menganggap, hal tersebut bisa menekan defisit transaksi berjalan yang menjadi biang keladi pelemahan nilai tukar.
"Salah satu sumber defisit yang besar adalah migas, untuk menurunkan permintaan BBM yang sebagian juga mungkin muncul karena penyelundupan," kata Chatib.
"Sebaiknya, harga BBM dinaikkan," tegas Chatib saat berbincang dengan CNBC Indonesia.
Dengan mengeksekusi kenaikan harga BBM, dia memperkirakan tekanan terhadap CAD pada tahun ini bisa berkurang. Dampaknya, pun akan terasa dalam 6 bulan ke depan.
"Para investor keuangan akan memiliki optimistis tersendiri dan bisa mengekspektasi bahwa CAD ke depan akan mengecil," jelasnya.
Kalangan ekonom pun sepakat dengan pernyataan Chatib Basri. Satu-satunya cara untuk menyelematkan nilai tukar rupiah agar tidak melemah lebih lanjut, adalah menaikkan harga bensin.
"Mau tidak mau, harga BBM harus sesuai market price," tegas Myrdal.
(dru) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Most Popular