Fokus Investor

IHSG Dibayangi Pelemahan Rupiah, Cermati Kabar Emiten Berikut

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
05 September 2018 08:06
Aksi korporasi emiten-emiten di Bursa Efek Indonesia hari Selasa.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,04% ke level 5.905,30 pada perdagangan kemarin, Selasa (4/9/18).

Pelemahan IHSG ditutup dengan terkoreksinya sembilan sektor saham. Paling parah dialami oleh sektor industri dasar yang terkoreksi sampai 2,45%, diikuti kemudian oleh sektor infrastruktur (-1,9%) dan sektor pertambangan (-1,33%).

Melemahnya rupiah hingga level Rp 14.900/US$ pada periode tersebut menjadi sentimen utama investor meninggalkan pasar saham.

Saham-saham yang terkena aksi jual besar-besaran di antaranya ADRO (-2,70%), PGAS (-2,44%), PTBA (-2,44%) dan MEDC (-4,07%). Kemudian saham BBTN (-3,64%), ANTM (-3,01%), TLKM (-2,01%) dan BBRI (-1,89%).

Sementara itu, pada periode tersebut terdapat berbagai informasi dan aksi yang diumumkan oleh berbagai emiten. CNBC Indonesia merangkumnya hari ini, Rabu (5/9/18).


1. Perusahaan Tambang Sinarmas Akuisisi 4 Penambang Batu Bara
PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) akuisisi saham empat perusahaan milik GMR Energy (Netherlands) dan GMR Infrastructure Ltd (GIOL) pada 31 Agustus 2018.

Menurut informasi keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), keempat perusahaan tersebut yakni PT Dwikarya Sejati Utama (DSU), PT Duta Sarana Internusa (DSI), PT Barasentosa Lestari (BSL) dan PT Unsoco dengan nilai transaksi berjumlah US$ 59,27 juta atau Rp 884,72 miliar.


2. Tak Penuhi DMO, Toba Bara Pilih Transfer Kuota
PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TOBA) menyebutkan saat ini memilih untuk menerapkan transfer kuota untuk memenuhi aturan domestic market obligation (DMO) yang ditetapkan pemerintah.

Direktur Toba Bara Pandu Patria Sjahrir mengatakan saat ini total ekspor perusahaan hampir mencapai 98% dari total produksinya yang sebesar enam juta ton per tahun. Sehingga perusahaan belum memenuhi aturan DMO yang mengharuskan menjual 25% produksi batu baranya untuk bahah bakar PLTU dalam negeri.


3. Kembangkan Bisnis Hilir Migas, MITI Lakukan Rights Issue
PT Mitra Investindo Tbk (MITI) akan melakukan peningkatan modal dasar dari sebelumnya Rp 192 miliar menjadi Rp 320 miliar.

Direktur Independen Perseroan Diah Gandi mengatakan peningkatan modal dasar tersebut menjadi salah satu langkah untuk melakukan penambahan modal (rights issue) yang diperkirakan dilakukan pada 2019 mendatang.


4. Industri Semen Suram, Laba SMCB Anjlok 23,72% Jadi Rp 539 M
PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) mengalami kenaikan rugi periode berjalan sebesar 23,72% pada akhir Juni 2018 lalu sebesar Rp 539,27 miliar dibandingkan dengan rugi periode berjalan di periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 435,86 miliar.

Padahal perusahaan mengalami kenaikan pendapatan sebesar 3,82% menjadi sebesar Rp 4,45 triliun dari sebelumnya Rp 4,28 triliun di akhir Juni 2017 lalu.


5. SAP Ekspress Jual Saham di Pasar Perdana Rp 220-Rp 260/Saham
PT Satria Antaran Prima (SAP Express) akan melepaskan 600 juta atau setara dengan 60% sahamnya ke publik melalui mekanisme penawaran umum saham perdana (intial public offering/IPO). Saham tersebut akan dilepas dengan harga Rp 220-Rp 260/saham.

Dari aksi korporasi tersebut perusahaan akan memperoleh dana sebesar Rp 132 miliar-Rp 156 miliar. Dana tersebut sebesar 61,5% akan digunakan untuk melunasi utang obligasi wajib konversi dan 38,5% untuk modal kerja perusahaan.


6. Rupiah Terpuruk, Saham BNI & BTN Anjlok di Atas 3%
Pelemahan rupiah lawan dolar Amerika Serikat (AS) menjadi sentimen negatif bagi emiten sektor perbankan. Hampir semua emiten perbankan terdampar di zona merah.

Harga saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang turun paling dalam. Harga saham kedua bank BUMN ini anjlok di atas 3%.
(prm) Next Article IHSG Melesat 2,5%, Saham Bank 'Lari Kencang'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular