Dalam Dua Hari Rupiah Anjlok Hingga 200 Perak, Kenapa?

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
04 September 2018 14:40
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menembus level psikologis Rp 14.900/US$.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menembus level psikologis Rp 14.900/US$. Bahkan dalam dua hari, rupiah anjlok hingga 200 poin

Pada Selasa (4/9/2018) Pukul 14:18 WIB, US$1 ditransaksikan Rp 14.910 di pasar spot. Rupiah melemah 0,68% dibandingkan penutupan kemarin.  

 Sumber: Reuters


Tren pelemahan rupiah sejak awal pekan memang cukup kuat. Terhitung sejak Senin (3/9/2018), depresiasi rupiah telah mencapai 200 poin lebih hingga saat ini. Sementara sejak Year-to-Date (Ytd), depresiasi telah menyentuh hampir 10%.  

Faktor ekonomi global begitu kuat mempengaruhi pelemahan rupiah saat ini. Mulai dari normalisasi kebijakan moneter oleh Federal Reserve/The Fed hingga krisis ekonomi di negara berkembang seperti Turki dan Argentina menambah beban pergerakan rupiah.  

Sinyal kuat The Fed akan menaikkan suku bunga acuan pada akhir september ini cukup kuat. Survei CME Fed Watch Group memperkirakan kenaikan sebesar 25 basis poin dengan tingkat keyakinan hingga 98,4% Rilis data inflasi inti di AS per Agustus 2018 yang mencapai 2% atau sesuai target The Fed, cukup menjadi pertimbangan kembali mengetatkan kebijakan moneternya.

Sinyal kencang ini ditangkap oleh investor dengan beralih memegang greenback. Per Pukul 14:27 WIB, Dolar Index yang menggambarkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama menguat hingga 0,26%.
 

Di sisi lain, krisis mata uang yang terjadi di Turki dan Argentina juga menambah beban lainnya. Dalam sebulan terakhir, lira telah melemah hingga 24,89% terhadap dolar AS. Senasib dengan lira, peso Argentina juga melemah hingga 38,46%.  Anjloknya mata uang negara-negara tersebut menyebabkan investor global khawatir.

Akibatnya, mereka mulai menarik dana-dananya dari negara berkembang dan beralih ke greenback. Di pasar saham, aksi jual oleh investor asing telah mencapai Rp 206,17 miliar. Sementara dalam sebulan terakhir, aksi jual telah mencapai Rp 2,67 T.
 

Kondisi yang kurang kondusif tersebut menyebabkan rupiah melemah tajam. Pergerakan rupiah dalam dua terakhir cukup menjadi gambaran bagaimana tekanan yang begitu kuat dari global.     



TIM RISET CNBC INDONESIA


(alf/alf) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular