Ulasan Teknikal
Sentimen Negatif Dominan, IHSG Keluar dari Zona 6.000
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
03 September 2018 18:17
Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan pagi dengan penguatan (gap up) 7 poin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak mampu mempertahankan penguatannya dengan koreksi 50 poin (-0,84%) ke 5.967 akhir perdagangan hari ini, artinya kembali di bawah level psikologis 6.000.
Pada sesi satu, indeks cenderung melemah karena Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) per Agustus 2018, yang menunjukkan adanya deflasi sebesar 0,05%.
Hal itu membuat membuat IHSG tak kuat menanjak lebih tinggi lagi, meskipun komponen inti masih mengalami inflasi sebesar 0,3% pada periode yang sama, para pelaku pasar masih menanggapinya dengan menjual saham.
Pada sesi II, indeks cenderung bergerak mendatar hingga akhirnya melemah pada akhir perdagangan karena derasnya sentimen negatif dari global seperti perang dagang dan krisis moneter pada sejumlah negara yang membuat rupiah makin terpuruk dihadapan dolar AS.
Hingga penutupan di pasar spot pukul 16:00 WIB, Rupiah tercatat melemah 0,58% dibandingkan penutupan kemarin, US$1 ditransaksikan pada Rp 14.810, menjadikan rupiah terlemah sejak krisis moneter 1998.
Mengutip data bursa, Transaksi hari ini mencapai Rp 4,99 triliun. Indeks sektor konsumer dan keuangan menjadi pemberat IHSG dengan koreksi masing-masing 0,84%. Investor asing masih melanjutkan aksi penjualan bersih (net sell) Rp 265 miliar di pasar reguler.
Secara teknikal, perdagangan hari ini didominasi para penjual (seller) hingga indeks ditutup dengan pelemahan berbentuk lilin hitam penutup (bearish engulfing) yang bersifat menurun meski bersifat sedang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Pada sesi satu, indeks cenderung melemah karena Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) per Agustus 2018, yang menunjukkan adanya deflasi sebesar 0,05%.
Hal itu membuat membuat IHSG tak kuat menanjak lebih tinggi lagi, meskipun komponen inti masih mengalami inflasi sebesar 0,3% pada periode yang sama, para pelaku pasar masih menanggapinya dengan menjual saham.
 Foto: CNBC Indonesia/Yazid Muamar |
Pada sesi II, indeks cenderung bergerak mendatar hingga akhirnya melemah pada akhir perdagangan karena derasnya sentimen negatif dari global seperti perang dagang dan krisis moneter pada sejumlah negara yang membuat rupiah makin terpuruk dihadapan dolar AS.
Hingga penutupan di pasar spot pukul 16:00 WIB, Rupiah tercatat melemah 0,58% dibandingkan penutupan kemarin, US$1 ditransaksikan pada Rp 14.810, menjadikan rupiah terlemah sejak krisis moneter 1998.
Mengutip data bursa, Transaksi hari ini mencapai Rp 4,99 triliun. Indeks sektor konsumer dan keuangan menjadi pemberat IHSG dengan koreksi masing-masing 0,84%. Investor asing masih melanjutkan aksi penjualan bersih (net sell) Rp 265 miliar di pasar reguler.
Secara teknikal, perdagangan hari ini didominasi para penjual (seller) hingga indeks ditutup dengan pelemahan berbentuk lilin hitam penutup (bearish engulfing) yang bersifat menurun meski bersifat sedang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Most Popular