Hong Kong Turun Nyaris 1% karena Sanksi AS Terhadap China

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
03 September 2018 11:47
Pasalnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana untuk menerapkan sanksi baru terhadap China pekan ini.
Foto: REUTERS/Bobby Yip/File Photo
Hong Kong, CNBC Indonesia - Saham Hong Kong terkoreksi tajam pada hari Senin (3/9/2018) pagi setelah kecemasan tentang perang dagang bertambah. Pasalnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana untuk menerapkan sanksi baru terhadap China pekan ini.

Selain itu, diskusi Pakta Perdagangan Bebas Amerika Utara (North American Free Trade Agreement/NAFTA) dengan Kanada juga berakhir tanpa kesepakatan.
Indeks Hang Seng terkoreksi 0,95% atau 264,63 poin menjadi 27.623,92.Dari dalam negeri, sejatinya ada sentimen positif berupa rilis data ekonomi yang memenuhi ekspektasi. 

Caixin Manufacturing PMI Final periode Agustus di China diumumkan di level 50,6, sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun oleh Reuters. Sebagai catatan, angka di atas 50 menandakan bahwa aktivitas manufaktur mengalami ekspansi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Namun, sentimen eksternal terbukti lebih dominan dalam mendikte pergerakan bursa saham China dan Hong Kong. Sentimen negatif dari sisi eskternal datang dari gagalnya AS dan Kanada untuk mencapai kesepakatan terkait dengan perubahan North American Free Trade Agreement (NAFTA) hingga hari Jumat (31/8/2018). Sebelumnya, kedua negara optimis bahwa kesepakatan akan dapat dicapai sebelum akhir pekan.
Mengutip CNBC International, negosiasi akan dimulai kembali pada Rabu mendatang.

Salah satu isu yang menjadi pemberat dalam dialog ini adalah kebijakan Kanada yang mengenakan bea masuk tinggi untuk produk olahan susu (dairy product). Kanada melakukan itu demi melindungi peternak dalam negeri, tetapi AS menudingnya sebagai upaya proteksi dan perdagangan tidak adil.

Kini, ada kemungkinan Presiden AS Donald Trump akan mengajukan rencana pembaruan NAFTA dengan hanya menyertakan kesepakatan AS-Meksiko, sementara dengan Kanada berstatus ditunda (pending). 

"Tidak ada kebutuhan untuk mengikutsertakan Kanada dalam perjanjian NAFTA yang baru. Jika mereka tidak bisa menerapkan perdagangan yang adil kepada AS setelah puluhan tahun menindas, maka Kanada akan keluar," tegas Trump melalui cuitan di Twitter.

(hps) Next Article Tunggu Hasil Pertemuan The Fed, Bursa Hong Kong Terkoreksi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular