
Menang Transaksi Berjalan, Dolar Singapura Lebih Disayang
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 September 2018 09:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Singapura kembali melemah setelah akhir pekan lalu sempat menguat. Rupiah pun kembali ke level terlemah sepanjang sejarah di hadapan mata uang Negeri Singa.
Pada Senin (3/9/2018) pukul 09:24 WIB, SG$ 1 berada di Rp. Rupiah melemah 0,25% dibandingkan perdagangan akhir pekan lalu.
Berikut perkembangan kurs dolar Singapura di sejumlah bank nasional pada pukul 09:07 WIB:
Dolar Singapura memang sedang perkasa. Di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), mata uang ini menguat tipis 0,01% pada pukul 09:12 WIB. Pada saat yang sama, rupiah melemah 0,24% di hadapan greenback.
Di tengah bola panas yang ditendang Turki dan Argentina, pelaku pasar kini menyoroti performa fundamental negara-negara berkembang. Ada kekhawatiran utamanya soal transaksi berjalan (current account) di negara-negara berkembang, yang menyebabkan nilai mata uang mereka terdepresiasi lumayan dalam.
Untuk hal ini, Singapura memang lebih baik ketimbang Indonesia. Pada kuartal II-2018, transaksi berjalan Indonesia membukukan defisit 3,04% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Bahkan defisit yang cukup dalam kemungkinan bisa terulang kembali pada kuartal III-2018, terlihat dari neraca perdagangan Juli 2018 yang mencetak defisit mencapai US$ 2,03 miliar.
Sementara Singapura malah mencatat surplus transaksi berjalan 1,3% PDB pada kuartal II-2018. Ini merupakan rekor tertinggi sejak kuartal II-2017.
Prospek transaksi berjalan Singapura pada kuartal III-2018 juga lebih baik ketimbang Indonesia. Pada Juli 2018, neraca perdagangan Singapura bisa surplus US$ 2,66 miliar.
Melihat perbandingan tersebut, maka memang tidak heran investor lebih sayang kepada dolar Singapura. Pasalnya, dolar Singapura punya potensi untuk lebih kuat lagi karena didukung transaksi berjalan yang memadai.
Sementara rupiah justru ada peluang untuk semakin tertekan karena transaksi berjalan yang tekor. Investor yang mencari cuan tentu berharap dolar Singapura bisa lebih memberikan keuntungan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Demam Resesi Reda, Dolar Singapura Tak Berdaya Melawan Rupiah
Pada Senin (3/9/2018) pukul 09:24 WIB, SG$ 1 berada di Rp. Rupiah melemah 0,25% dibandingkan perdagangan akhir pekan lalu.
Dolar Singapura memang sedang perkasa. Di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), mata uang ini menguat tipis 0,01% pada pukul 09:12 WIB. Pada saat yang sama, rupiah melemah 0,24% di hadapan greenback.
Di tengah bola panas yang ditendang Turki dan Argentina, pelaku pasar kini menyoroti performa fundamental negara-negara berkembang. Ada kekhawatiran utamanya soal transaksi berjalan (current account) di negara-negara berkembang, yang menyebabkan nilai mata uang mereka terdepresiasi lumayan dalam.
Untuk hal ini, Singapura memang lebih baik ketimbang Indonesia. Pada kuartal II-2018, transaksi berjalan Indonesia membukukan defisit 3,04% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Bahkan defisit yang cukup dalam kemungkinan bisa terulang kembali pada kuartal III-2018, terlihat dari neraca perdagangan Juli 2018 yang mencetak defisit mencapai US$ 2,03 miliar.
Sementara Singapura malah mencatat surplus transaksi berjalan 1,3% PDB pada kuartal II-2018. Ini merupakan rekor tertinggi sejak kuartal II-2017.
Prospek transaksi berjalan Singapura pada kuartal III-2018 juga lebih baik ketimbang Indonesia. Pada Juli 2018, neraca perdagangan Singapura bisa surplus US$ 2,66 miliar.
Melihat perbandingan tersebut, maka memang tidak heran investor lebih sayang kepada dolar Singapura. Pasalnya, dolar Singapura punya potensi untuk lebih kuat lagi karena didukung transaksi berjalan yang memadai.
Sementara rupiah justru ada peluang untuk semakin tertekan karena transaksi berjalan yang tekor. Investor yang mencari cuan tentu berharap dolar Singapura bisa lebih memberikan keuntungan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Demam Resesi Reda, Dolar Singapura Tak Berdaya Melawan Rupiah
Most Popular