
Dibuka Naik Tipis, IHSG Langsung Terjun ke Zona Merah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
03 September 2018 09:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasca dibuka menguat tipis 0,12% ke level 6.025,41, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung meluncur ke zona merah. Hingga berita ini diturunkan, IHSG terkoreksi 0,46% ke level 5.990,9.
Sebelumnya, bursa saham utama kawasan Asia kompak dibuka melemah: indeks Nikkei turun 0,2%, indeks Shanghai turun 0,32%, indeks Hang Seng turun 0,28%, indeks Strait Times turun 0,11%, dan indeks Kospi turun 0,21%.
Sentimen eksternal berupa ribut-ribut AS-Kanada di bidang perdagangan membuat investor kurang nyaman dan meninggalkan bursa saham Benua Kuning. Hingga Jumat (31/8/2018), kedua negara gagal mencapai kesepakatan terkait dengan perubahan North American Free Trade Agreement (NAFTA). Sebelumnya, kedua negara optimis bahwa kesepakatan akan dapat dicapai sebelum akhir pekan.
Mengutip CNBC International, negosiasi akan dimulai kembali pada Rabu mendatang.
Salah satu isu yang menjadi pemberat dalam dialog ini adalah kebijakan Kanada yang mengenakan bea masuk tinggi untuk produk olahan susu (dairy product). Kanada melakukan itu demi melindungi peternak dalam negeri, tetapi AS menudingnya sebagai upaya proteksi dan perdagangan tidak adil.
Kini, ada kemungkinan Presiden AS Donald Trump akan mengajukan rencana pembaruan NAFTA dengan hanya menyertakan kesepakatan AS-Meksiko, sementara dengan Kanada berstatus ditunda (pending).
"Tidak ada kebutuhan untuk mengikutsertakan Kanada dalam perjanjian NAFTA yang baru. Jika mereka tidak bisa menerapkan perdagangan yang adil kepada AS setelah puluhan tahun menindas, maka Kanada akan keluar," tegas Trump melalui cuitan di Twitter.
Dari kawasan regional, sejatinya ada sentimen positif dari rilis data ekonomi di China dan Jepang. Caixin Manufacturing PMI Final periode Agustus di China diumumkan di level 50,6, sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun oleh Reuters. Kemudian, Nikkei Manufacturing PMI periode Agustus di Jepang diumumkan di level 52,5, mengalahkan capaian bulan Juli yang sebesar 52,3.
Sebagai catatan, angka di atas 50 menandakan bahwa aktivitas manufaktur mengalami ekspansi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Dari dalam negeri, investor menantikan rilis data inflasi periode Agustus yang diperkirakan akan diumumkan pada pukul 11:00 WIB. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan laju inflasi sebesar 0,07% secara bulanan (MoM), sementara inflasi secara tahunan (YoY) diperkirakan 3,33%. Data inflasi merupakan indikator yang digunakan investor untuk mengukur tingkat konsumsi masyarakat Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article IHSG Jatuh Lagi ke Bawah 7.000
Sebelumnya, bursa saham utama kawasan Asia kompak dibuka melemah: indeks Nikkei turun 0,2%, indeks Shanghai turun 0,32%, indeks Hang Seng turun 0,28%, indeks Strait Times turun 0,11%, dan indeks Kospi turun 0,21%.
Sentimen eksternal berupa ribut-ribut AS-Kanada di bidang perdagangan membuat investor kurang nyaman dan meninggalkan bursa saham Benua Kuning. Hingga Jumat (31/8/2018), kedua negara gagal mencapai kesepakatan terkait dengan perubahan North American Free Trade Agreement (NAFTA). Sebelumnya, kedua negara optimis bahwa kesepakatan akan dapat dicapai sebelum akhir pekan.
Salah satu isu yang menjadi pemberat dalam dialog ini adalah kebijakan Kanada yang mengenakan bea masuk tinggi untuk produk olahan susu (dairy product). Kanada melakukan itu demi melindungi peternak dalam negeri, tetapi AS menudingnya sebagai upaya proteksi dan perdagangan tidak adil.
Kini, ada kemungkinan Presiden AS Donald Trump akan mengajukan rencana pembaruan NAFTA dengan hanya menyertakan kesepakatan AS-Meksiko, sementara dengan Kanada berstatus ditunda (pending).
"Tidak ada kebutuhan untuk mengikutsertakan Kanada dalam perjanjian NAFTA yang baru. Jika mereka tidak bisa menerapkan perdagangan yang adil kepada AS setelah puluhan tahun menindas, maka Kanada akan keluar," tegas Trump melalui cuitan di Twitter.
Dari kawasan regional, sejatinya ada sentimen positif dari rilis data ekonomi di China dan Jepang. Caixin Manufacturing PMI Final periode Agustus di China diumumkan di level 50,6, sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun oleh Reuters. Kemudian, Nikkei Manufacturing PMI periode Agustus di Jepang diumumkan di level 52,5, mengalahkan capaian bulan Juli yang sebesar 52,3.
Sebagai catatan, angka di atas 50 menandakan bahwa aktivitas manufaktur mengalami ekspansi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Dari dalam negeri, investor menantikan rilis data inflasi periode Agustus yang diperkirakan akan diumumkan pada pukul 11:00 WIB. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan laju inflasi sebesar 0,07% secara bulanan (MoM), sementara inflasi secara tahunan (YoY) diperkirakan 3,33%. Data inflasi merupakan indikator yang digunakan investor untuk mengukur tingkat konsumsi masyarakat Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article IHSG Jatuh Lagi ke Bawah 7.000
Most Popular