
Situasi Belum Kondusif, Wall Street Masih Bisa Menghijau
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
31 August 2018 17:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini. Hal ini terlihat dari kontrak futures tiga indeks saham utama AS: kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 9 poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan naik masing-masing sebesar 0,4 dan 3 poin.
Wall Street masih bisa menguat kala situasi, baik dalam maupun luar negeri, belum kondusif. Dari sisi eksternal, belum ada tanda-tanda bahwa krisis nilai tukar di Argentina akan berhenti. Pada perdagangan kemarin (30/8/2018), peso melemah hingga 12% melawan dolar AS di pasar spot.
Langkah bank sentral Argentina yang mendorong naik tingkat suku bunga acuan menjadi 60% dari yang sebelumnya 45% terbukti kurang ampuh untuk meredam pelemahan nilai tukar. Mengutip Reuters, para ekonom sudah lama menyuarakan pendapatnya bahwa nilai tukar peso sudah overvalue. Kini, normalisasi yang dilakukan oleh the Fed dan fundamental perekonomian yang memang tidak sehat membuat peso benar-benar tak berkutik melawan greenback.
Saat peso melemah dalam, ada kekhawatiran utang luar negeri Argentina akan membengkak dan meningkatkan risiko gagal bayar. Per akhir Maret 2018 utang luar negeri Argentina tercatat sebesar US$ 253,74 miliar, naik 27,59% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari dalam negeri, negosiasi antara AS dan Kanada terkait dengan perubahan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) belum juga mencapai kata sepakat hingga hari Kamis. Negosiasi akan dilanjutkan pada hari ini.
"Tidak, kami belum mencapai kesepakatan... diskusi berlanjut besok," papar Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland pada hari Kamis, dilansir dari AFP.
Freeland menolak berkomentar tentang isu-isu spesifik yang sedang dibahas dan mengatakan para pejabat telah sepakat untuk tidak bernegosiasi di depan umum.
Pada pukul 20:45 WIB, data Chicago PMI periode Agustus 2018 akan diumumkan, disusul oleh data Revised University of Michigan Consumer Sentiment periode yang sama pada pukul 21:00 WIB.
Tidak anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Wall Street masih bisa menguat kala situasi, baik dalam maupun luar negeri, belum kondusif. Dari sisi eksternal, belum ada tanda-tanda bahwa krisis nilai tukar di Argentina akan berhenti. Pada perdagangan kemarin (30/8/2018), peso melemah hingga 12% melawan dolar AS di pasar spot.
Langkah bank sentral Argentina yang mendorong naik tingkat suku bunga acuan menjadi 60% dari yang sebelumnya 45% terbukti kurang ampuh untuk meredam pelemahan nilai tukar. Mengutip Reuters, para ekonom sudah lama menyuarakan pendapatnya bahwa nilai tukar peso sudah overvalue. Kini, normalisasi yang dilakukan oleh the Fed dan fundamental perekonomian yang memang tidak sehat membuat peso benar-benar tak berkutik melawan greenback.
Dari dalam negeri, negosiasi antara AS dan Kanada terkait dengan perubahan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) belum juga mencapai kata sepakat hingga hari Kamis. Negosiasi akan dilanjutkan pada hari ini.
"Tidak, kami belum mencapai kesepakatan... diskusi berlanjut besok," papar Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland pada hari Kamis, dilansir dari AFP.
Freeland menolak berkomentar tentang isu-isu spesifik yang sedang dibahas dan mengatakan para pejabat telah sepakat untuk tidak bernegosiasi di depan umum.
Pada pukul 20:45 WIB, data Chicago PMI periode Agustus 2018 akan diumumkan, disusul oleh data Revised University of Michigan Consumer Sentiment periode yang sama pada pukul 21:00 WIB.
Tidak anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Most Popular