
Analisis Teknikal
Kinerja INDY Tertinggal Dari Sektoralnya, Begini Ulasannya
Yazid Muamar & yazid muamar, CNBC Indonesia
30 August 2018 17:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Dari awal tahun, tren pergerakan saham PT Indika Energy Tbk (INDY) memang terlihat menurun (down trend), menyusul koreksi 1,83% secara tahun berjalan (year to date/YTD) atau lebih parah dari kinerja sektoralnya yang masih menguat 24,35% di waktu yang sama.
Berita baiknya, investor asing mulai masuk pada saham, sebesar Rp 17 miliar hingga berita ini ditayangkan. INDY pun secara teknikal berpeluang terangkat dalam sepekan Ini.
Pada pukul 15.02 WIB harga saham INDY tercatat naik 160 poin (+5,21%) ke level Rp 3.230/saham. Volume perdagangan saham mencapai 51,29 juta saham senilai Rp 164 miliar, meningkat dibanding hari sebelumnya.
Harga batu bara sebelumnya terkena sentimen negatif dari ekspektasi melambungnya pasokan global. Negara-negara produsen batu bara kini berlomba-lomba mengguyur pasokan pasar batu bara dunia, termasuk Indonesia.
Seperti tertuang dalam Nota Keuangan RAPBN-2019 dimana pemerintah Indonesia menargetkan kenaikan volume batu bara sebesar 28,3%, dari 413 juta ton di 2018 menjadi 530 juta ton di 2019.
Harga komoditas ini mampu rebound setelah sehari sebelumnya terkoreksi signifikan sebesar 1,18%, yang merupakan kejatuhan terparah sejak 30 Juli 2018. Harga batu bara ICE Newcastle kontrak acuan ditutup menguat tipis 0,13% ke US$117,65/metrik ton (MT), pada perdagangan hari Rabu (29/08/2018).
Bagaimana pergerakan INDY bila dilihat dari kaca mata analisis teknikal, Tim Riset CNBC Indonesia merangkumnya sebagai berikut:
Mengacu pada beberapa indikator teknikal, INDY digambarkan telah keluar dari tekanan jangka pendeknya. Saham perusahaan tambang ini terlihat bergerak di atas garis MA 5 dan MA 10 menurut indikator rerata pergerakan hari (moving average/MA).
INDY juga digambarkan cenderung menguat menurut indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD), karena pada posisi persilangan emas (golden cross).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Eksklusif: Indika Patok Produksi 34 Juta Ton di 2019
Berita baiknya, investor asing mulai masuk pada saham, sebesar Rp 17 miliar hingga berita ini ditayangkan. INDY pun secara teknikal berpeluang terangkat dalam sepekan Ini.
Pada pukul 15.02 WIB harga saham INDY tercatat naik 160 poin (+5,21%) ke level Rp 3.230/saham. Volume perdagangan saham mencapai 51,29 juta saham senilai Rp 164 miliar, meningkat dibanding hari sebelumnya.
Seperti tertuang dalam Nota Keuangan RAPBN-2019 dimana pemerintah Indonesia menargetkan kenaikan volume batu bara sebesar 28,3%, dari 413 juta ton di 2018 menjadi 530 juta ton di 2019.
Harga komoditas ini mampu rebound setelah sehari sebelumnya terkoreksi signifikan sebesar 1,18%, yang merupakan kejatuhan terparah sejak 30 Juli 2018. Harga batu bara ICE Newcastle kontrak acuan ditutup menguat tipis 0,13% ke US$117,65/metrik ton (MT), pada perdagangan hari Rabu (29/08/2018).
Bagaimana pergerakan INDY bila dilihat dari kaca mata analisis teknikal, Tim Riset CNBC Indonesia merangkumnya sebagai berikut:
![]() |
INDY juga digambarkan cenderung menguat menurut indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD), karena pada posisi persilangan emas (golden cross).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Eksklusif: Indika Patok Produksi 34 Juta Ton di 2019
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular