
BUMN Vaksin Bio Farma Terbitkan Surat Utang MTN Rp 125 Miliar
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
29 August 2018 20:18

Jakarta, CNBC Indonesia - BUMN farmasi PT Bio Farma kembali menerbitkan surat utang menengah (medium term notes/MTN) senilai Rp 125 miliar. Merujuk data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, kupon MTN Bio Farma I/2018 itu ditetapkan 8,75% per tahun hingga jatuh tempo pada 2021.
MTN konvensional itu merupakan efek utang kedua yang diterbitkan perseroan. Sepekan yang lalu, BUMN yang fokus pada vaksin dan antiserum (antisera) itu menerbitkan MTN Syariah Mudharabah Bio Farma I/2018 bertenor 3 tahun dengan bunga mengambang senilai Rp 325 miliar.
Efek utang ini ditawarkan kepada calon investor terbatas (private placement) dan tidak memiliki pasar sekunder. Tidak adanya pasar sekunder berarti efek utang itu tidak dapat diperdagangkan dengan pihak lain setelah dibeli pada saat penawaran awal, kecuali oleh penerbitnya melalui aksi beli balik (buyback).
Bio Farma adalah BUMN yang didirikan sejak zaman Belanda pada 1890 dengan nama Parc Vaccinogene atau Landskoepok Inrichting. Produksi perseroan telah memenuhi standar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan mendapat pra kualifiasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Tidak hanya di dalam negeri, saat ini produk emiten MTN itu telah menjangkau lebih dari 130 negara, terutama negara-negara berkembang, dan 50 di antaranya adalah negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Saat ini perusahaan memiliki kapasitas produksi lebih dari 3,2 miliar dosis per tahun sehingga telah memenuhi kebutuhan vaksin nasional dan kebutuhan vaksin dunia melalui WHO dan UNICEF.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article TEZ Capital & Finance Terbitkan MTN Senilai Rp 40 M
MTN konvensional itu merupakan efek utang kedua yang diterbitkan perseroan. Sepekan yang lalu, BUMN yang fokus pada vaksin dan antiserum (antisera) itu menerbitkan MTN Syariah Mudharabah Bio Farma I/2018 bertenor 3 tahun dengan bunga mengambang senilai Rp 325 miliar.
Efek utang ini ditawarkan kepada calon investor terbatas (private placement) dan tidak memiliki pasar sekunder. Tidak adanya pasar sekunder berarti efek utang itu tidak dapat diperdagangkan dengan pihak lain setelah dibeli pada saat penawaran awal, kecuali oleh penerbitnya melalui aksi beli balik (buyback).
Tidak hanya di dalam negeri, saat ini produk emiten MTN itu telah menjangkau lebih dari 130 negara, terutama negara-negara berkembang, dan 50 di antaranya adalah negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Saat ini perusahaan memiliki kapasitas produksi lebih dari 3,2 miliar dosis per tahun sehingga telah memenuhi kebutuhan vaksin nasional dan kebutuhan vaksin dunia melalui WHO dan UNICEF.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article TEZ Capital & Finance Terbitkan MTN Senilai Rp 40 M
Most Popular