
Seluler Tertekan, Target Kenaikan Pendapatan Telkom Hanya 9%
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
29 August 2018 19:06

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menargetkan pendapatan pada tahun ini meningkat hingga 9% secara year on year (YoY). Pada 2017, perseroan mencatatkan pendapatan senilai Rp 128,25 triliun.
Direktur Keuangan TLKM Harry M. Zen optimistis pertumbuhan bisnis di luar segmen jaringan jasa dan telekomunikasi menjadi salah satu penopang kontribusi pendapatan.
"Ya mid to high single digit lah, sekarang hitungan matematisnya kan bulan Juni misalnya Telkomsel turun 7% tapi yang lini bisnis lain seperti whole sale naik 21%, enterprise naik 19% jadi minusnya kecil di akhir tahun yang dari Telkomsel," ujarnya ungkapnya usai paparan publik perseroan di acara Investor Summit 2018, Rabu (29/8/18).
Sementara itu, pada semester II tahun ini perseroan juga memperkirakan tekanan terhadap pertumbuhan bisnis anak usahanya yaitu Telkomsel diperkirakan mulai berkurang.
Namun, secara year on year (YoY) proyeksi bisnis seluler yang tertekan diperkirakan membuat pertumbuhan pendapatan akan menurun dibandingkan tahun 2017.
"Performance dari bisnis seluler diperkirakan mulai mereda, tapi seara performance akan menurun untuk tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu," tambahnya.
Sepanjang semester I 2018 perseroan mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 18,89% berasal dari segmen selular menjadi Rp 15,57 triliun. Sedangkan secara keseluruhan, jumlah pendapatan telepon perseroan tercatat turun 18,22% YoY menjadi Rp 18,69 triliun.
Pendapatan telepon selular berasal dari pendapatan jasa pascabayar, yang terdiri dari pendapatan pemakaian dan biaya abonemen bulanan.
Registrasi Prabayar
TLKM menyatakan kebijakan pemerintah melalui registrasi kartu prabayar seluler dinilai tidak terlalu berpengaruh kepada perseroan. Bahkan, perseroan menilai registrasi tersebut dinilai mampu memberikan kepastian informasi terkait jumlah pengguna kartu seluler miliknya.
"Jadi registrasi ini sebenarnya untuk mengeliminasikan untuk pengguna kartu, jadi operator seluler bisa mendapatkan data kartu yang pasti. Selain itu, tujuan registrasi kartu ini kan lebih membuat industri efisien dengan pencetakan kartu yang mahal dan tidak valid penggunanya," ungkap Heri Supriadi Direktur Keuangan Telkomsel.
Menurutnya, hingga saat ini perseroan melalui anak usahanya yaitu Telkomsel mampu menjaga dan mempertahankan pengguna kartu selulernya sehingga rencana pengembangan bisnis melalui pengadaan kartu voucher seluler mampu diprediksi dan didistribusikan secara maksimal dan efisien.
Namun, lebih lanjut secara jangka pendek dipastikan dampak registrasi tersebut mampu menekan industri telekomunikasi saat ini. Tetapi secara jangka panjang diperkirakan pengguna harian dari operator telekomunikasi bisa ditingkatkan melalui kepastian jumlah pengguna data dari masing-masing operator.
"Registrasi ini secara annual kami jadi mampu melakukan profiling konsumen dengan door sale yang lebih di generate lagi. Selain itu, performance dari bisnis voucher juga meningkat karena sudah diketahui basis data (annual basis) dari pengguna," tambah Heri.
(hps) Next Article Cerita Telkom-Go-Jek yang Berujung Unhappy Ending
Direktur Keuangan TLKM Harry M. Zen optimistis pertumbuhan bisnis di luar segmen jaringan jasa dan telekomunikasi menjadi salah satu penopang kontribusi pendapatan.
"Ya mid to high single digit lah, sekarang hitungan matematisnya kan bulan Juni misalnya Telkomsel turun 7% tapi yang lini bisnis lain seperti whole sale naik 21%, enterprise naik 19% jadi minusnya kecil di akhir tahun yang dari Telkomsel," ujarnya ungkapnya usai paparan publik perseroan di acara Investor Summit 2018, Rabu (29/8/18).
Namun, secara year on year (YoY) proyeksi bisnis seluler yang tertekan diperkirakan membuat pertumbuhan pendapatan akan menurun dibandingkan tahun 2017.
"Performance dari bisnis seluler diperkirakan mulai mereda, tapi seara performance akan menurun untuk tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu," tambahnya.
Sepanjang semester I 2018 perseroan mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 18,89% berasal dari segmen selular menjadi Rp 15,57 triliun. Sedangkan secara keseluruhan, jumlah pendapatan telepon perseroan tercatat turun 18,22% YoY menjadi Rp 18,69 triliun.
Pendapatan telepon selular berasal dari pendapatan jasa pascabayar, yang terdiri dari pendapatan pemakaian dan biaya abonemen bulanan.
Registrasi Prabayar
TLKM menyatakan kebijakan pemerintah melalui registrasi kartu prabayar seluler dinilai tidak terlalu berpengaruh kepada perseroan. Bahkan, perseroan menilai registrasi tersebut dinilai mampu memberikan kepastian informasi terkait jumlah pengguna kartu seluler miliknya.
"Jadi registrasi ini sebenarnya untuk mengeliminasikan untuk pengguna kartu, jadi operator seluler bisa mendapatkan data kartu yang pasti. Selain itu, tujuan registrasi kartu ini kan lebih membuat industri efisien dengan pencetakan kartu yang mahal dan tidak valid penggunanya," ungkap Heri Supriadi Direktur Keuangan Telkomsel.
Menurutnya, hingga saat ini perseroan melalui anak usahanya yaitu Telkomsel mampu menjaga dan mempertahankan pengguna kartu selulernya sehingga rencana pengembangan bisnis melalui pengadaan kartu voucher seluler mampu diprediksi dan didistribusikan secara maksimal dan efisien.
Namun, lebih lanjut secara jangka pendek dipastikan dampak registrasi tersebut mampu menekan industri telekomunikasi saat ini. Tetapi secara jangka panjang diperkirakan pengguna harian dari operator telekomunikasi bisa ditingkatkan melalui kepastian jumlah pengguna data dari masing-masing operator.
"Registrasi ini secara annual kami jadi mampu melakukan profiling konsumen dengan door sale yang lebih di generate lagi. Selain itu, performance dari bisnis voucher juga meningkat karena sudah diketahui basis data (annual basis) dari pengguna," tambah Heri.
(hps) Next Article Cerita Telkom-Go-Jek yang Berujung Unhappy Ending
Most Popular