Perundingan NAFTA Jadi Fokus, Wall Street Akan Menguat Lagi

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
29 August 2018 18:42
Wall Street akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini.
Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini, melanjutkan penguatan yang sudah dibukukan kemarin (28/8/2018). Hal ini terlihat dari kontrak futures tiga indeks saham utama AS: kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 17 poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan naik masing-masing sebesar 2 dan 13 poin.

Pelaku pasar akan memantau jalan pertemuan antara AS dengan Kanada terkait dengan perubahan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA). Delegasi Kanada kini sudah berada di Washington untuk membahas hal tersebut.

Terdapat optimisme bahwa kedua negara bisa mencapai kata sepakat. Pasalnya, pihak AS optimistis kesepakatan dengan Kanada bisa tercapai pekan ini. Steven Mnuchin, Menteri Keuangan AS, menyatakan Kanada adalah mitra penting bagi Negeri Paman Sam sehingga kepentingan mereka tentu juga akan dilindungi.

"Pasar AS dan Kanada sudah begitu terhubung. Kesepakatan ini akan sangat penting bagi mereka, dan juga sangat penting buat kami," ujar Mnuchin, mengutip Reuters.

Sebelumnya, AS telah berhasil mencapai kesepakatan dengan Meksiko terkait perubahan NAFTA. Salah satu poin kesepakatan AS-Meksiko adalah di sektor otomotif. Kandungan dalam negeri dalam produk otomotif dinaikkan dari 62,5% menjadi 75%. Ini akan menggairahkan produksi otomotif di kedua negara.

Di sisi lain, penguatan Wall Street dibayangi menyeruaknya persepsi mengenai kenaikan suku bunga acuan sebanyak 4 kali oleh the Federal Reserve selaku bank sentral AS. Penyebabnya adalah rilis data Indeks Keyakinan Konsumen periode Agustus versi the Conference Board yang diumumkan sebesar 133,4, mengungguli konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu 126,7.

Capaian pada bulan Agustus merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2000 atau nyaris 18 tahun. Dengan capaian tersebut, perekonomian AS diproyeksikan akan semakin baik kedepannya, seiring dengan kencangnya konsumsi masyarakat. Pada akhirnya, the Fed dianggap perlu melakukan normalisasi sebanyak 4 kali.

Ditengah isu perang dagang yang belum sepenuhnya reda, kenaikan suku bunga acuan yang kelewat agresif ditakutkan bisa 'mematikan' perekonomian Negeri Paman Sam.

Pada pukul 19:30 WIB, pembacaan kedua untuk data pertumbuhan ekonomi AS kuartal-II 2018 akan diumumkan. Tidak anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular