
Minim Gejolak, Mayoritas Bursa Saham Asia Menguat
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
29 August 2018 09:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia dibuka di zona hijau pada perdagangan hari ini: indeks Nikkei naik 0,03%, indeks Kospi naik 0,07%, indeks Strait Times naik 0,11%, dan indeks Hang Seng naik 0,04%.
Pelaku pasar optimis bahwa AS dan Kanada bisa sepakat terkait perubahan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA). Sebelumnya, AS telah mencapai kesepakatan dengan Meksiko terkait hal ini.
Delegasi Kanada kini sudah berada di Washington untuk membahas kesepakatan perdagangan. Pihak AS optimistis kesepakatan dengan Kanada bisa tercapai pekan ini. Steven Mnuchin, Menteri Keuangan AS, menyatakan Kanada adalah mitra penting bagi Negeri Paman Sam sehingga kepentingan mereka tentu juga akan dilindungi.
"Pasar AS dan Kanada sudah begitu terhubung. Kesepakatan ini akan sangat penting bagi mereka, dan juga sangat penting buat kami," ujar Mnuchin, mengutip Reuters.
Selain itu, tekanan terhadap lira yang sudah relatif mereda ikut mendorong investor untuk masuk ke bursa saham Benua Kuning. Pasca melemah sebesar 2,1% di pasar spot melawan dolar AS pada perdagangan kemarin (27/8/2018), pada hari ini lira hanya melemah sebesar 0,04%.
Namun, jika lira kembali melemah secara signfiikan, maka kekhawatiran terkait tekanan kepada bank-bank yang meminjamkan uang kepada nasabah di Turki akan kembali menyeruak dan bisa menyeret bursa saham ke zona merah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Bursa Asia Terbelah oleh Perkembangan China- Amerika, Nikkei Ngacir
Pelaku pasar optimis bahwa AS dan Kanada bisa sepakat terkait perubahan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA). Sebelumnya, AS telah mencapai kesepakatan dengan Meksiko terkait hal ini.
Delegasi Kanada kini sudah berada di Washington untuk membahas kesepakatan perdagangan. Pihak AS optimistis kesepakatan dengan Kanada bisa tercapai pekan ini. Steven Mnuchin, Menteri Keuangan AS, menyatakan Kanada adalah mitra penting bagi Negeri Paman Sam sehingga kepentingan mereka tentu juga akan dilindungi.
Selain itu, tekanan terhadap lira yang sudah relatif mereda ikut mendorong investor untuk masuk ke bursa saham Benua Kuning. Pasca melemah sebesar 2,1% di pasar spot melawan dolar AS pada perdagangan kemarin (27/8/2018), pada hari ini lira hanya melemah sebesar 0,04%.
Namun, jika lira kembali melemah secara signfiikan, maka kekhawatiran terkait tekanan kepada bank-bank yang meminjamkan uang kepada nasabah di Turki akan kembali menyeruak dan bisa menyeret bursa saham ke zona merah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Bursa Asia Terbelah oleh Perkembangan China- Amerika, Nikkei Ngacir
Most Popular