Rupiah Diterjang Dolar AS, Tapi Tertolong Lelang Obligasi

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 August 2018 17:05
Rupiah Diterjang Dolar AS, Tapi Tertolong Lelang Obligasi
Ilustrasi Uang (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengakhiri hari di teritori negatif. Mampu bertahan hampir seharian, rupiah akhirnya tidak mampu membendung terjangan dolar AS jelang akhir perdagangan. 

Pada Selasa (28/8/2018), US$ 1 kala penutupan pasar spot berada di Rp 14.617. Rupiah melemah tipis 0,01% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya. Relatif stagnan.

Rupiah dibuka menguat 0,24%. Namun setelah itu, penguatan rupiah terus berkurang meski tidak sampai menyentuh zona merah.

Jelang akhir perdagangan, rupiah akhirnya tidak mampu bertahan lagi. Rupiah menyerah dan akhirnya terpaksa berakhir dengan depresiasi tipis cenderung stagnan.

 
Posisi terkuat rupiah hari ini berada di Rp  14.580/US$. Sedangkan terlemahnya adalah Rp 14.625/US$. Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah pada perdagangan hari ini: 

 

Dolar AS memang sedang perkasa di Asia. Tidak hanya rupiah, berbagai mata uang utama Asia pun melemah di hadapan greenback meski depresiasinya relatif terbatas. 

Sampai saat ini, hanya ringgit Malaysia, won Korea Selatan, dan yuan China yang mampu menguat. Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang utama Asia terhadap dolar AS pada pukul 16:24 WIB: 



Setelah malam tadi melemah cukup dalam, hari ini dolar AS perlahan tapi pasti mampu bangkit. Pada pukul 16:28 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama) menguat 0,07%. 

Investor kembali berburu dolar AS setelah mata uang ini sudah melemah cukup dalam. Dalam sepekan terakhir, Dollar Index melemah 0,58% sementara dalam 3 bulan ke belakang koreksinya adalah 0,14%. 

Angka-angka ini sepertinya sudah cukup meyakinkan investor untuk masuk ke dolar AS dan instrumen berbasis mata uang tersebut. Ini terlihat dari penurunan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS.  

Pada pukul 16:33 WIB, yield obligasi pemerintah AS seri acuan tenor 10 tahun turun tipis 0,2 basis poin ke 2,8477%. Penurunan yield menandakan harga sedang naik karena maraknya permintaan. Aliran dana di pasar obligasi ini mampu menopang penguatan dolar AS.  

Akan tetapi, pelemahan rupiah yang hanya 0,1% juga dikontribusikan oleh aliran dana ke pasar obligasi domestik. Hari ini, pemerintah melelang 6 seri Surat Berharga Negara (SBN) dengan hasil yang cukup memuaskan. 

Lelang SBN hari ini berhasil meraup dana sebesar Rp 20 triliun. Penawaran yang masuk mencapai Rp 59,28 triliun, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata penawaran dalam 4 lelang terakhir yaitu Rp 34,85 triliun. 

Aliran modal dari lelang SBN ini berhasil menjadi bantalan agar rupiah tidak jatuh terlalu dalam. Akhirnya rupiah mampu finis dengan pelemahan tipis, bahkan cenderung stagnan, lebih baik ketimbang mayoritas mata uang utama Asia.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular