Dihantui Pelemahan Lira, Wall Street akan Dibuka Menguat

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 August 2018 18:47
Wall Street akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini.
Foto: REUTERS/Lucas Jackson
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini. Hal ini terlihat dari kontrak futures tiga indeks saham utama AS: kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 71 poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan naik masing-masing sebesar 8 dan 29 poin.

Pelaku pasar terus merespon positif pidato Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell di Jackson Hole. Dalam pidato tersebut, Powell menyebutkan kenaikan suku bunga acuan merupakan langkah terbaik untuk melindungi pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam.

"Ekonomi kita kuat. Inflasi mendekati target 2%, dan banyak orang sudah mendapatkan pekerjaan. Jika pertumbuhan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja ini terus terjadi, maka kenaikan suku bunga acuan secara bertahap memang sudah selayaknya dilakukan," sebut Powell, mengutip Reuters.

Pernyataan Powell tersebut mengonfirmasi bahwa ekonomi AS memang sedang berada dalam kondisi yang baik. Di sisi lain, Powell juga menyebut bahwa sejauh ini AS belum mengalami masalah inflasi. Hal ini lantas diartikan pelaku pasar bahwa the Fed memang masih akan menaikkan lagi suku bunga acuan di sisa tahun ini, namun kenaikannya belum tentu seagresif yang direncanakan.

Namun, pelemahan lira membayangi bursa saham AS. Hingga berita ini diturunkan, lira melemah 3,05% di pasar spot melawan dolar AS. Jika pelemahannya bertambah parah, maka kekhawatiran terkait tekanan kepada bank-bank yang meminjamkan uang kepada nasabah di Turki akan kembali menyeruak.

AS sendiri termasuk dalam jajaran bank yang memberikan pinjaman kepada nasabah di Turki, walaupun nilainya tak besar yakni US$ 18 miliar, menurut data dari Bank for International Settlements (BIS), dikutip dari CNBC International. Sebagai perbandingan, bank-bank asal Spanyol meminjamkan US$ 83,3 miliar, sementara Prancis meminjamkan US$ 38,4 miliar.

Hubungan antara AS dan Turki memang masih panas terkait penahanan seorang pastur asal AS, Andrew Brunson.

Pada hari ini, tidak ada data ekonomi yang dijadwalkan dirilis di AS dan tidak anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular