
Garuda Akan Diguyur Pinjaman Rp 4,3 T di Awal September
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
25 August 2018 18:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) Pahala Mansury memperkirakan fasilitan pinjaman sindikasi global (global syndicated loan facility) perseroan senilai US$300 juta (Rp 4,3 triliun) rampung pada awal September mendatang.
Saat ini, perseroan sedang melakukan penyelesaian dokumentasi pinjaman usai melakukan pemasaran kepada calon-calon krediturnya.
"Kalau lead sindikasi itu ada satu nama, sedangkan untuk anggota sindikasi kami sedang dalam proses. Jadi, ada sekitar enam hingga 10 nama yang akan ikut nanti," ungkapnya usai menghadiri acara Young On Top National Conference (YOTNC) di Balai Kartini, Sabtu (25/8/18).
Nantinya, sumber pendanaan tersebut merupakan salah satu aksi perseroan untuk melakukan pembiayaan kembali (refinancing) atas utang-utangnya selama ini, dari total dana yang dibutuhkan perseroan sebesar US$500 juta.
Rencananya, sisa dana tersebut akan diperoleh perseroan melalui pinjaman bank yang sekaligus menutupi biaya modal kerja perseroan.
"Sebelumnya kita juga sudah sekuritisasi utang nilainya Rp 2 triliun. Jadi berikutnya pinjaman sindikasi ini kita harapkan selesai yang senilai US$300 juta," ujar Pahala.
Sebelumnya, untuk mengurangi beban utang, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) telah melakukan penerbitan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) GIAA01 dengan menjaminkan pendapatan dari tiket ke rute penerbangan Jeddah dan Madinah.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Helmi Imam Satriyono mengatakan dana dari KIK-EBA ini akan digunakan perusahaan melunasi pokok obligasi jatuh tempo awal bulan ini senilai Rp 2 triliun. Pelunasan tersebut meringankan beban perusahaan atas utang-utang jangka pendeknya.
Selain itu, Garuda baru saja membatalkan rencana menerbitkan surat utang berdenominasi dolar (global bonds) karena pertimbangan kondisi pasar global yang sedang bergejolak dan berpotensi memiliki tingkat bunga yang tinggi.
(prm) Next Article Garuda Indonesia (GIAA) Mau Tambah 8 Pesawat, Keluarkan Kocek Segini
Saat ini, perseroan sedang melakukan penyelesaian dokumentasi pinjaman usai melakukan pemasaran kepada calon-calon krediturnya.
"Kalau lead sindikasi itu ada satu nama, sedangkan untuk anggota sindikasi kami sedang dalam proses. Jadi, ada sekitar enam hingga 10 nama yang akan ikut nanti," ungkapnya usai menghadiri acara Young On Top National Conference (YOTNC) di Balai Kartini, Sabtu (25/8/18).
Rencananya, sisa dana tersebut akan diperoleh perseroan melalui pinjaman bank yang sekaligus menutupi biaya modal kerja perseroan.
"Sebelumnya kita juga sudah sekuritisasi utang nilainya Rp 2 triliun. Jadi berikutnya pinjaman sindikasi ini kita harapkan selesai yang senilai US$300 juta," ujar Pahala.
Sebelumnya, untuk mengurangi beban utang, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) telah melakukan penerbitan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) GIAA01 dengan menjaminkan pendapatan dari tiket ke rute penerbangan Jeddah dan Madinah.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Helmi Imam Satriyono mengatakan dana dari KIK-EBA ini akan digunakan perusahaan melunasi pokok obligasi jatuh tempo awal bulan ini senilai Rp 2 triliun. Pelunasan tersebut meringankan beban perusahaan atas utang-utang jangka pendeknya.
Selain itu, Garuda baru saja membatalkan rencana menerbitkan surat utang berdenominasi dolar (global bonds) karena pertimbangan kondisi pasar global yang sedang bergejolak dan berpotensi memiliki tingkat bunga yang tinggi.
(prm) Next Article Garuda Indonesia (GIAA) Mau Tambah 8 Pesawat, Keluarkan Kocek Segini
Most Popular