Turun Dua Hari Beruntun, Harga CPO Rebound Hari ini

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
24 August 2018 13:35
Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak November 2018 di bursa derivatif Malaysia bergerak menguat 0,50% ke level MYR2.229/ton
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia- Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak November 2018 di bursa derivatif Malaysia bergerak menguat 0,50% ke level MYR2.229/ton hingga pukul 11.30 WIB hari ini.  

Dengan pergerakan itu, harga komoditas agrikultur unggulan Indonesia dan Malaysia ini memutus tren koreksi selama 2 hari berturut-turut sebelumnya. Pada perdagangan kemarin, harga CPO malah anjlok lebih dari 1%.



Kemarin, harga CPO dibebani oleh Malaysian Palm Oil Association (MPOA) yang merilis data produksi CPO Negeri Jiran naik 13,8% secara bulanan (month-to-month/MtM) pada periode 1-20 Agustus 2018. Produksi minyak kelapa sawit Malaysia, produsen terbesar kedua di dunia, memang cenderung mengalami peningkatan pada kuartal ke-III dan ke-IV sejalan dengan tren musimannya.

Di sisi lain, ekspor minyak kelapa sawit Malaysia periode 1-20 Agustus 2018 mengalami penurunan sebesar 10,6% MtM ke angka 609.098 ton, menurut data dari AmSpec Agri Malaysia, seperti dilansir dari Reuters. Saat permintaan diekspektasikan mengalami perlambatan, namun pasokan justru berlebih, sudah pasti harga CPO akan terpukul.

Namun demikian, hari ini harga CPO disokong oleh faktor non-fundamental. Harga minyak kedelai menguat 0,39% di Chicago Board of Trade (CBoT) pada perdagangan hari ini hingga pukul 12.04 WIB. Harga minyak kedelai mampu rebound pasca kemarin jatuh nyaris 0,7%, Kejatuhan itu pula yang kemarin turut membebani harga CPO.

Seperti diketahui, harga CPO akan dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya (seperti minyak kedelai), seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga minyak kedelai naik, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut menguat. Sebaliknya, harga CPO akan cenderung tenggelam saat harga minyak kedelai terkoreksi.

Selain itu, Ringgit Malaysia juga tercatat melemah sebesar 0,1% hingga pukul 12.53 WIB hari ini, melanjutkan depresiasi sebesar 0,17% pada hari sebelumnya. Dolar Amerika Serikat (AS) memang sedang perkasa menyusul ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS yang lebih agresif tahun ini. Sebagian besar mata uang Asia pun tertekan energi dolar AS, tidak terkecuali Ringgit Malaysia.

Pelemahan ringgit akan membuat harga CPO akan relatif lebih murah bagi pemegang mata uang asing selain ringgit. Alhasil, depresiasi mata uang negeri tetangga ini justru akan menjadi sentimen positif bagi permintaan ekspor si minyak nabati. 

(RHG/gus) Next Article Ternyata Ini Alasan Tuyul & Babi Ngepet Tak Curi Uang di Bank

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular