
Perang Dagang AS-China Akan Bawa Wall Street Melemah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
23 August 2018 18:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka melemah pada perdagangan hari ini. Hal ini terlihat dari kontrak futures tiga indeks saham utama AS: kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan penurunan sebesar 12 poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan turun masing-masing sebesar 1 dan 3 poin.
Perang dagang antara AS dengan China yang semakin memanas membuat pelaku pasar saham kurang nyaman. Pada siang hari waktu Indonesia, AS telah resmi menaikkan bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 16 miliar menjadi 25%. Beberapa produk yang terpengaruh kebijakan ini diantaranya adalah semikonduktor, plastik, dan sepeda motor.
Sebelumnya, China telah mengatakan akan mengenakan bea masuk baru bagi senilai US$ 16 miliar produk impror asal AS jika mereka tetap bersikeras mengeksekusi rencananya. Produk-produk yang disasar China diantaranya bahan bakar, produk-produk baja, mobil, dan peralatan medis.
Sebagai informasi, kemarin (22/8/2018) AS dan China resmi menggelar perundingan dagang di Washington. Perundingan tersebut rencananya akan berakhir hari ini. Melihat perkembangan terkini bahwa AS tetap mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal China, perkembangan dari negosiasi tersebut bisa dibilang kurang baik. Sebelumnya, 4 negosiasi yang sudah digelar tak mampu mengakhiri perang dagang antar kedua negara.
Celakanya, perang dagang yang semakin panas diiringi dengan the Federal Reserve yang nampak kian mantap dalam mengeksekusi rencana kenaikan suku bunga acuan hingga 4 kali pada tahun ini. Hal tersebut diindikasikan oleh risalah rapat yang diadakan tanggal 31 Juli hingga 1 Agustus.
"Banyak partisipan mengusulkan bahwa bila data yang masuk terus mendukung proyeksi perekonomian mereka saat ini, sepertinya akan segera pantas untuk mengambil langkah lanjutan dalam penarikan kebijakan yang akomodatif," menurut risalah tersebut, dilansir dari Reuters.
Dalam kondisi seperti saat ini, sejatinya kenaikan suku bunga acuan yang tak begitu agresif akan lebih favorable bagi investor.
Pada pukul 19:30 WIB, data klaim pengangguran untuk minggu yang berakhir pada 18 Agustus akan diumumkan dan pada pukul 21:00 WIB, data penjualan hunian baru periode Juli akan dirilis. Tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Perang dagang antara AS dengan China yang semakin memanas membuat pelaku pasar saham kurang nyaman. Pada siang hari waktu Indonesia, AS telah resmi menaikkan bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 16 miliar menjadi 25%. Beberapa produk yang terpengaruh kebijakan ini diantaranya adalah semikonduktor, plastik, dan sepeda motor.
Sebelumnya, China telah mengatakan akan mengenakan bea masuk baru bagi senilai US$ 16 miliar produk impror asal AS jika mereka tetap bersikeras mengeksekusi rencananya. Produk-produk yang disasar China diantaranya bahan bakar, produk-produk baja, mobil, dan peralatan medis.
Celakanya, perang dagang yang semakin panas diiringi dengan the Federal Reserve yang nampak kian mantap dalam mengeksekusi rencana kenaikan suku bunga acuan hingga 4 kali pada tahun ini. Hal tersebut diindikasikan oleh risalah rapat yang diadakan tanggal 31 Juli hingga 1 Agustus.
"Banyak partisipan mengusulkan bahwa bila data yang masuk terus mendukung proyeksi perekonomian mereka saat ini, sepertinya akan segera pantas untuk mengambil langkah lanjutan dalam penarikan kebijakan yang akomodatif," menurut risalah tersebut, dilansir dari Reuters.
Dalam kondisi seperti saat ini, sejatinya kenaikan suku bunga acuan yang tak begitu agresif akan lebih favorable bagi investor.
Pada pukul 19:30 WIB, data klaim pengangguran untuk minggu yang berakhir pada 18 Agustus akan diumumkan dan pada pukul 21:00 WIB, data penjualan hunian baru periode Juli akan dirilis. Tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular