Dihantui Perang Dagang, Harga Minyak Balik Arah ke Zona Merah

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
23 August 2018 17:26
Harga minyak jenis brent kontrak pengiriman Oktober 2018 turun 0,57% ke level US$74,35/barel
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga minyak jenis brent kontrak pengiriman Oktober 2018 turun 0,57% ke level US$74,35/barel, sementara harga minyak light sweet kontrak Oktober 2018 juga terkoreksi sebesar 0,22% ke US$67,71/barel pada perdagangan hari ini Kamis (23/08/2018) hingga pukul 17.00 WIB.

Harga minyak light sweet yang menjadi acuan di Amerika Serikat (AS) berbalik arah, pasca pada perdagangan tadi pagi masih bergerak di zona hijau. Sementara, brent yang menjadi acuan di Eropa terkoreksi semakin dalam, setelah pada awalnya hanya turun tipis. Semakin panasnya perang dagang AS-China akhirnya mampu menyeret harga sang emas hitam ke zona merah.



Pada siang hari ini waktu Indonesia, AS telah resmi menaikkan bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 16 miliar menjadi 25%. Beberapa produk yang terpengaruh kebijakan ini diantaranya adalah semikonduktor, plastik, dan sepeda motor.

Sebelumnya, China telah mengatakan akan langsung mengenakan bea masuk balasan bagi produk impor asal AS bernilai sama (US$16 miliar), jika pihak Negeri Paman Sam tetap bersikeras mengeksekusi rencananya. Produk-produk yang disasar China diantaranya bahan bakar, produk-produk baja, mobil, dan peralatan medis.

Sebagai informasi, kemarin (22/8/2018) AS dan China resmi menggelar perundingan dagang di Washington. Perundingan tersebut rencananya akan berakhir hari ini. Melihat perkembangan terkini bahwa AS tetap mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal China, perkembangan dari negosiasi tersebut bisa dibilang kurang baik. Sebelumnya, 4 negosiasi yang sudah digelar juga tak mampu mengakhiri perang dagang antar dua negara.

Di kala perang dagang antar dua raksasa ekonomi ini diekspektasikan tidak menemui resolusi, maka pertumbuhan ekonomi dunia yang menjadi taruhannya. Saat aktivitas ekonomi global melambat, maka permintaan energi pun akan berkurang. Hal ini membuat investor berhati-hati, dan akhirnya membatasi naiknya harga minyak pagi ini.

Meski demikian, pelemahan harga minyak light sweet relatif masih terbatas disokong oleh menurunnya cadangan minyak mentah di Amerika Serikat (AS). Rilis resmi dari US Energy Information Administration (EIA) menyatakan cadangan minyak AS turun 5,8 juta barel pada pekan lalu dibandingkan pekan sebelumnya. Jauh dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters, yaitu turun 1,5 juta barel.

Di sisi lain, EIA juga melaporkan bahwa produksi minyak mentah mingguan AS kembali ke level 11 juta barel/hari. Artinya, kini tiga produsen utama dunia (Rusia, AS, dan Arab Saudi) sama-sama membanjiri dunia dengan produksi minyak sekitar 11 juta barel/hari. Tiga raksasa minyak tersebut terhitung berkontribusi bagi sepertiga pasokan minyak global.    

(RHG/RHG) Next Article Cadangan AS Makin Langka, Harga Minyak Naik 0,7%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular