Dolar AS Sudah Bangkit, Untung Pasar Indonesia Libur

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 August 2018 12:36
Dolar AS Sudah Bangkit, Untung Pasar Indonesia Libur
Foto: REUTERS/Umit Bektas
Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Amerika Serikat (AS) sudah meninggalkan zona negatif. Alarm pun mulai berbunyi bagi mata uang lainnya, termasuk di Asia. 

Pada Rabu (22/8/2018) pukul 11:45 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback secara relatif di hadapan enam mata uang utama) berada di 95,253. Sudah impas 0,00%, tidak ada lagi koreksi. 

 

Sejumlah mata uang utama Asia pun mulai melemah di hadapan greeback. Rupiah boleh dibilang beruntung karena pasar keuangan Indonesia sedang libur memperingati Hari Raya Idul Adha. Kalau tidak, bisa jadi rupiah ikut terseret arus penguatan dolar AS. 

Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang Asia terhadap dolar AS pada pukul 11:53 WIB: 

 

Kemarin, dolar AS tertekan habis karena komentar Presiden Donald Trump. Dalam wawancara dengan Reuters, Trump kembali melontarkan kritik pedas kepada The Federal Reserve/The Fed yang dinilainya terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga acuan. 

Kenaikan suku bunga acuan, yang tahun ini kemungkinan terjadi empat kali, membuat greenback begitu perkasa. Sejak awal tahun, Dollar Index sudah menguat 3,4%. Dolar AS pun menjadi raja mata uang dunia, hanya segelintir yang mampu menguat terhadap mata uang ini.



Akibatnya, ekspor AS menjadi kurang kompetitif sementara impor meningkat. Trump pun meradang, karena dia ingin industri AS berkembang pesat dan menciptakan banyak lapangan kerja. Make America Great Again

"Kami sedang bernegosiasi dengan negara-negara lain, kita akan memang. Namun dalam periode ini, The Fed seharusnya membantu saya," tegas Trump dalam wawancara tersebut.

Komentar Trump membuat pasar cemas, karena bisa mengarah ke intervensi terhadap kebijakan moneter. Hal ini tentu sangat bertentangan dengan marwah independensi bank sentral yang sangat dijunjung tinggi. 

Merespons komentar Trump, dolar AS dan instrumen berbasis mata uang ini mengalami tekanan jual. Terlihat dari imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS yang menanjak, pertanda harga sedang turun. Aksi jual menyebabkan mata uang Negeri Adidaya tertekan pada perdagangan kemarin. 

Namun di satu titik, yield obligasi AS yang naik itu akan menarik minat investor. Pelaku pasar tentu menyukai keuntungan yang lebih banyak sehingga mulai menyerbu dolar AS dan instrumen berbasis greenback

Arus modal pun mulai masuk ke Negeri Paman Sam. Ini terlihat dari penurunan yield obligasi AS di semua tenor. 

Berikut perkembangan yield obligasi pemerintan AS pada pukul 12:18 WIB: 

 

Jika arus modal ini terus mengalir deras ke Negeri Adidaya, maka dolar AS akan semakin kuat. Mata uang dunia, termasuk Asia, harus semakin waspada.

TIM RISET CNBC INDONESIA

  
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular