
Pertemuan AS-China Pusat Perhatian, Wall Street akan Menguat
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
21 August 2018 18:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street berpotensi dibuka menguat pada perdagangan hari ini. Hal ini terlihat dari kontrak futures tiga indeks saham utama AS: kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 56 poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan naik masing-masing sebesar 5 dan 23 poin.
Perang dagang antara AS dengan China menjadi pusat perhatian investor. Mereka menantikan segala perkembangan menjelang negosiasi antar kedua negara yang akan digelar di Washington pada 22-23 Agustus mendatang. Negosiasi ini akan menjadi yang kelima, setelah negosiasi sebanyak 4 kali sebelumnya tak mampu menyelesaikan perang dagang yang sudah membuat bursa saham dunia kocar-kacir.
Teranyar, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dirinya tak mengharapkan banyak dari pertemuan tersebut. Selain itu, dirinya juga tak memiliki rentang waktu untuk mengakhiri perang dagang dengan China.
Investor juga akan mencermati pergerakan nilai tukar lira. Hingga berita ini diturunkan, lira melemah 0,8% di pasar spot melawan dolar AS. Jika lira terperosok lebih dalam, maka akan timbul kekhawatiran bahwa bank-bank yang memberi pinjaman kepada nasabah di Turki akan berada dalam tekanan.
AS termasuk dalam jajaran bank yang memberikan pinjaman kepada nasabah di Turki, walaupun nilainya tak besar yakni US$ 18 miliar, menurut data dari Bank for International Settlements (BIS), dikutip dari CNBC International. Sebagai perandingan, bank-bank asal Spanyol meminjamkan US$ 83,3 miliar, sementara Prancis meminjamkan US$ 38,4 miliar.
Sisi positifnya, laju Wall Street tertolong oleh kritikan Trump kepada the Federal Reserve. Dalam wawancaranya dengan Reuters, Trump mengungkapkan ketidaksetujuannya dengan keputusan the Federal Reserve yang menaikkan suku bunga acuan.
"Saya tidak terkejut The Fed menaikkan suku bunga. Namun seharusnya The Fed bekerja untuk kebaikan negara. The Fed seharusnya membantu saya, negara-negara lain masih akomodatif (dalam kebijakan moneter)," tuturnya.
Trump bahkan menyebut bahwa dirinya akan terus melontarkan kritik kepada bank sentral jika suku bunga acuan terus dinaikkan. Sebagai informasi, Trump bukan kali ini saja mengkritik kebijakan bank sentral yang merupakan sebuah lembaga independen.
Kini, timbul persepsi bahwa nyali dari the Fed akan menciut sehingga kenaikan suku bunga acuan tak akan mencapai 4 kali tahun ini. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures, per tanggal 20 Agustus hanya terdapat 58,6% kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga acuan hingga 4 kali pada tahun ini, anjlok dari posisi per 17 Agustus yang sebesar 63,7%. Di sisi lain, probabilitas the Fed hanya mengerek suku bunga acuan sebanyak 3 kali pada tahun ini naik menjadi 37,9%, dari yang sebelumnya 32,7%.
Ditengah risiko perang dagang yang masih membara, memang suku bunga acuan rendah menjadi hal yang diinginkan oleh pelaku pasar saham.
Pada hari ini, tidak ada data ekonomi penting yang dijadwalkan untuk dirilis dan tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Perang dagang antara AS dengan China menjadi pusat perhatian investor. Mereka menantikan segala perkembangan menjelang negosiasi antar kedua negara yang akan digelar di Washington pada 22-23 Agustus mendatang. Negosiasi ini akan menjadi yang kelima, setelah negosiasi sebanyak 4 kali sebelumnya tak mampu menyelesaikan perang dagang yang sudah membuat bursa saham dunia kocar-kacir.
Teranyar, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dirinya tak mengharapkan banyak dari pertemuan tersebut. Selain itu, dirinya juga tak memiliki rentang waktu untuk mengakhiri perang dagang dengan China.
AS termasuk dalam jajaran bank yang memberikan pinjaman kepada nasabah di Turki, walaupun nilainya tak besar yakni US$ 18 miliar, menurut data dari Bank for International Settlements (BIS), dikutip dari CNBC International. Sebagai perandingan, bank-bank asal Spanyol meminjamkan US$ 83,3 miliar, sementara Prancis meminjamkan US$ 38,4 miliar.
Sisi positifnya, laju Wall Street tertolong oleh kritikan Trump kepada the Federal Reserve. Dalam wawancaranya dengan Reuters, Trump mengungkapkan ketidaksetujuannya dengan keputusan the Federal Reserve yang menaikkan suku bunga acuan.
"Saya tidak terkejut The Fed menaikkan suku bunga. Namun seharusnya The Fed bekerja untuk kebaikan negara. The Fed seharusnya membantu saya, negara-negara lain masih akomodatif (dalam kebijakan moneter)," tuturnya.
Trump bahkan menyebut bahwa dirinya akan terus melontarkan kritik kepada bank sentral jika suku bunga acuan terus dinaikkan. Sebagai informasi, Trump bukan kali ini saja mengkritik kebijakan bank sentral yang merupakan sebuah lembaga independen.
Kini, timbul persepsi bahwa nyali dari the Fed akan menciut sehingga kenaikan suku bunga acuan tak akan mencapai 4 kali tahun ini. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures, per tanggal 20 Agustus hanya terdapat 58,6% kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga acuan hingga 4 kali pada tahun ini, anjlok dari posisi per 17 Agustus yang sebesar 63,7%. Di sisi lain, probabilitas the Fed hanya mengerek suku bunga acuan sebanyak 3 kali pada tahun ini naik menjadi 37,9%, dari yang sebelumnya 32,7%.
Ditengah risiko perang dagang yang masih membara, memang suku bunga acuan rendah menjadi hal yang diinginkan oleh pelaku pasar saham.
Pada hari ini, tidak ada data ekonomi penting yang dijadwalkan untuk dirilis dan tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular