
Usai Akuisisi, Sritex Targetkan Laba Bersih 2018 Tumbuh 25%
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
21 August 2018 17:20

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) menargetkan pertumbuhan laba bersih sebesar 20% hingga 25% pada tahun ini (year on year/YoY). Sedangkan pendapatan penjualan ditargetkan tumbuh hingga 40%.
Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan perseroan, target pertumbuhan kinerja keuangan perseroan salah satu didorong dengan meningkatkan pangsa pasar dan skala ekonomi melalui peluang dalam akuisisi yang dilakukan SRIL.
Tercatat, pada Februari 2018 silam perseroan mengakuisisi dua produsen benang pintal yakni PT Primayudha Mandirijaya dan PT Bitratex Industries dengan nilai kepemilikan saham maisng-masing 99,96% dan 99,99%. Nilai akuisisi kedua perusahaan tersebut mencapai US$ 85 juta.
Selain melalui akuisisi, target pertumbuhan kinerja keuangan SRIL juga didorong dengan normalisasi kapasitas produk baru serta efisiensi produksi dan operasional yang akan terus dilakukan kedepannya. Ditambah dengan inovasi pengembangan produk dan memperkuat struktur modal dan likuiditas.
Pada semester I tahun ini, laba bersih perseroan tumbuh 9% menjadi US$ 56,3 juta secara YoY. Sedangkan pendapatan penjualan tercatat tumbuh dari sebelumnya US$ 401 juta pada semester I 2017 menjadi US$ 544 juta.
Hingga saat ini, perseroan menjadi salah satu perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas produksi spinning sebanyak 1,1 juta bales per tahun. Ditambah dengan kapasitas produksi weaving sebanyak 180 juta meter per tahun, produk finishing 240 juta yards per tahun dan produk garmen sebesar 30 juta potong per tahunnya.
Perusahaan tercatat membukukan kenaikan laba bersih untuk tahun buku 2017 sebesar US$ 68,03 juta. Jumlah tersebut naik 14,60% dari laba bersih perusahaan sepanjang 2016 yang sebesar US$ 59,36 juta.
Sedangkan pendapatan perseroan pada 2017 senilai US$ 759,34 juta atau tumbuh 11,67% dibandingkan dengan pendapatan perusahaan di tahun sebelumnya senilai US$ 679,93 juta.
(hps/hps) Next Article Sritex Perpanjang Utang Jatuh Tempo Rp 5 T Jadi 2024
Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan perseroan, target pertumbuhan kinerja keuangan perseroan salah satu didorong dengan meningkatkan pangsa pasar dan skala ekonomi melalui peluang dalam akuisisi yang dilakukan SRIL.
Tercatat, pada Februari 2018 silam perseroan mengakuisisi dua produsen benang pintal yakni PT Primayudha Mandirijaya dan PT Bitratex Industries dengan nilai kepemilikan saham maisng-masing 99,96% dan 99,99%. Nilai akuisisi kedua perusahaan tersebut mencapai US$ 85 juta.
Pada semester I tahun ini, laba bersih perseroan tumbuh 9% menjadi US$ 56,3 juta secara YoY. Sedangkan pendapatan penjualan tercatat tumbuh dari sebelumnya US$ 401 juta pada semester I 2017 menjadi US$ 544 juta.
Hingga saat ini, perseroan menjadi salah satu perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas produksi spinning sebanyak 1,1 juta bales per tahun. Ditambah dengan kapasitas produksi weaving sebanyak 180 juta meter per tahun, produk finishing 240 juta yards per tahun dan produk garmen sebesar 30 juta potong per tahunnya.
Perusahaan tercatat membukukan kenaikan laba bersih untuk tahun buku 2017 sebesar US$ 68,03 juta. Jumlah tersebut naik 14,60% dari laba bersih perusahaan sepanjang 2016 yang sebesar US$ 59,36 juta.
Sedangkan pendapatan perseroan pada 2017 senilai US$ 759,34 juta atau tumbuh 11,67% dibandingkan dengan pendapatan perusahaan di tahun sebelumnya senilai US$ 679,93 juta.
(hps/hps) Next Article Sritex Perpanjang Utang Jatuh Tempo Rp 5 T Jadi 2024
Most Popular