Jelang Libur, IHSG Ditutup Menguat 0,88%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
21 August 2018 16:38
IHSG menguat 0,88% menjelang libur hari raya Idul Adha ke level 5.944,3.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,88% menjelang libur hari raya Idul Adha ke level 5.944,3. Penguatan IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Shanghai naik 1,31%, indeks Hang Seng naik 0,56%, indeks Kospi naik 0,99%, dan indeks Nikkei naik 0,09%.

Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 7,39 triliun dengan volume sebanyak 7,87 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 379.125 kali.

Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi penguatan IHSG diantaranya: PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk/INKP (+5,08%), PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (+8,764), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk/CPIN (+4,89%), PT Bank Danamon Indonesia Tbk/BDMN (+4,8%), dan PT Astra International Tbk/ASII (+1,01%).

Serangan dari Presiden AS Donald Trump kepada bank sentralnya sendiri yakni the Federal Reserve membawa berkah bagi IHSG. Dalam wawancaranya dengan Reuters, Trump mengungkapkan ketidaksetujuannya dengan keputusan the Federal Reserve yang menaikkan suku bunga acuan.

"Saya tidak terkejut The Fed menaikkan suku bunga. Namun seharusnya The Fed bekerja untuk kebaikan negara. The Fed seharusnya membantu saya, negara-negara lain masih akomodatif (dalam kebijakan moneter)," tuturnya.

Trump bahkan menyebut bahwa dirinya akan terus melontarkan kritik kepada bank sentral jika suku bunga acuan terus dinaikkan. Sebagai informasi, Trump bukan kali ini saja mengkritik kebijakan bank sentral yang merupakan sebuah lembaga independen.

Kini, timbul persepsi bahwa nyali dari the Fed akan menciut sehingga kenaikan suku bunga acuan tak akan mencapai 4 kali tahun ini. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures, per tanggal 20 Agustus hanya terdapat 58,6% kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga acuan hingga 4 kali pada tahun ini, anjlok dari posisi per 17 Agustus yang sebesar 63,7%.

Di sisi lain, probabilitas the Fed hanya mengerek suku bunga acuan sebanyak 3 kali pada tahun ini naik menjadi 37,9%, dari yang sebelumnya 32,7%.

Ditengah risiko perang dagang yang masih membara, memang suku bunga acuan rendah menjadi hal yang diinginkan oleh pelaku pasar saham.

Berbicara mengenai perang dagang, perkembangannya bisa dibilang tidak bagus dan menjadi faktor yang membatasi penguatan bursa saham Asia. Trump mengatakan bahwa dirinya tak mengharapkan banyak dari pertemuan antar delegasi AS dan China yang rencananya akan digelar pada 22-23 Agustus di Washington. Selain itu, dirinya juga tak memiliki rentang waktu untuk mengakhiri perang dagang dengan China.

Kenaikan suku bunga acuan di AS yang kini diharapkan tak begitu agresif juga membawa berkah bagi rupiah. Hingga akhir perdagangan, rupiah menguat sebesar 0,07% di pasar spot ke level Rp 14.575/dolar AS.

Sayangnya, penguatan rupiah belum bisa meyakinkan investor asing masuk ke pasar saham tanah air. Investor asing membukukan jual bersih sebesar Rp 84,3 miliar. Investor asing nampak masih wait and see sembari menunggu hasil negosiasi antara AS dengan China.

5 besar saham yang paling banyak dilepas investor asing adalah: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 149,2 miliar), PT Semen Indonesia Tbk/SMGR (Rp 78,5 miliar), PT Bank Tabungan Negara Tbk/BBTN (Rp 47,7 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 39,2 miliar), dan PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 37,1 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular