
Rupiah Menguat Terhadap AUD, Memutus 4 Hari Depresiasi
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
20 August 2018 12:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Keunggulan imbal hasil obligasi nasional kembali menarik investor asing untuk masuk, di tengah meredanya tensi perekonomian global terkait perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China. Rupiah pun menguat terhadap dolar Australia.
Setelah bank sentral Indonesia menaikkan suku bunga acuan pada Rabu pekan lalu, hari ini rupiah akhirnya menguat terhadap mayoritas mata uang mitra dagang utamanya termasuk dolar Australia. Pada Senin (20/8/2018) pukul 11:22 WIB, AUD 1 di pasar spot ditransaksikan senilai Rp 10.660,18.
Rupiah menguat 0,17% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Penguatan ini pun memutus tren pelemahan yang terjadi selama 4 hari berturut-turut sebelumnya.
Penguatan yang terjadi ikut mendorong harga jual dolar Australia di bank utama nasional hingga turun di bawah Rp 10.700/AUD. Berikut data kurs dolar Australia di empat bank nasional terbesar hingga pukul 11:05 WIB:
Hawa ekonomi global agak mendingin menyusul rencana pertemuan antara AS dan China pada 21-22 Agustus mendatang. Perkembangan ini ikut mendorong risk appetite investor global. Mereka mulai melirik negara-negara yang menawarkan return menarik seperti Indonesia
Pada Rabu (15/8/2018), rapat dewan gubernur BI memutuskan BI-7 Day Reverse Repo Rate naik 25 bps ke 5,5%. Kenaikan ini mendorong daya tarik pasar keuangan Indonesia lebih tinggi.
Di bawah komando gubernur Perry Warjiyo, stance kebijakan BI cukup agresif. Hal ini tercermin dari kebijakan BI yang menaikkan suku bunga acuan hingga 125 bps sejak awal tahun.
Di pihak lain, stance kebijakan bank sentral Australia/ Reserve Bank of Australia (RBA) cenderung netral. Sejak Agustus 2016, RBA belum lagi menaikkan suku bunga acuannya yang bertahan di posisi 1,5%.
Kondisi pasar keuangan Indonesia yang lebih menarik, mendorong investor global cenderung masuk ke Indonesia dibandingkan Negeri Kangguru, hingga memutus tren pelemahan rupiah 4 hari berturut-turut sebelumnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Setelah bank sentral Indonesia menaikkan suku bunga acuan pada Rabu pekan lalu, hari ini rupiah akhirnya menguat terhadap mayoritas mata uang mitra dagang utamanya termasuk dolar Australia. Pada Senin (20/8/2018) pukul 11:22 WIB, AUD 1 di pasar spot ditransaksikan senilai Rp 10.660,18.
Rupiah menguat 0,17% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Penguatan ini pun memutus tren pelemahan yang terjadi selama 4 hari berturut-turut sebelumnya.
![]() |
Penguatan yang terjadi ikut mendorong harga jual dolar Australia di bank utama nasional hingga turun di bawah Rp 10.700/AUD. Berikut data kurs dolar Australia di empat bank nasional terbesar hingga pukul 11:05 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 10.432,00 | Rp 10.790,00 |
Bank BNI | Rp 10.511,00 | Rp 10.801,00 |
Bank BRI | Rp 10.537,14 | Rp 10.691,50 |
Bank BCA | Rp 10.531,00 | Rp 10.815,00 |
Hawa ekonomi global agak mendingin menyusul rencana pertemuan antara AS dan China pada 21-22 Agustus mendatang. Perkembangan ini ikut mendorong risk appetite investor global. Mereka mulai melirik negara-negara yang menawarkan return menarik seperti Indonesia
Pada Rabu (15/8/2018), rapat dewan gubernur BI memutuskan BI-7 Day Reverse Repo Rate naik 25 bps ke 5,5%. Kenaikan ini mendorong daya tarik pasar keuangan Indonesia lebih tinggi.
Di bawah komando gubernur Perry Warjiyo, stance kebijakan BI cukup agresif. Hal ini tercermin dari kebijakan BI yang menaikkan suku bunga acuan hingga 125 bps sejak awal tahun.
Di pihak lain, stance kebijakan bank sentral Australia/ Reserve Bank of Australia (RBA) cenderung netral. Sejak Agustus 2016, RBA belum lagi menaikkan suku bunga acuannya yang bertahan di posisi 1,5%.
Kondisi pasar keuangan Indonesia yang lebih menarik, mendorong investor global cenderung masuk ke Indonesia dibandingkan Negeri Kangguru, hingga memutus tren pelemahan rupiah 4 hari berturut-turut sebelumnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Most Popular