AS-China Berencana Bertemu, Rupiah Menguat Terhadap Yen

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
20 August 2018 12:02
Tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang mulai mendingin mampu membawa rupiah menguat terhadap yen siang ini.
Foto: REUTERS/Thomas White/
Jakarta, CNBC Indonesia - Tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang mulai mendingin mampu membawa rupiah menguat terhadap yen siang ini. 

Pada Senin (20/8/2018) pukul 11:20 WIB, JPY 1 dibanderol Rp 131,53. Rupiah menguat 0,19% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Penguatan yang terjadi mendorong harga jual yen mulai turun di bawah Rp 135/JPY.

Berikut data kurs di empat bank nasional terbesar hingga pukul 12:10 WIB:

BankHarga BeliHarga Jual
Bank MandiriRp 128,94Rp 133,83
Bank BNIRp 128,33Rp 135,33
Bank BRIRp 130,42Rp 133,16
Bank BCARp 129,01Rp 135,58

Wall Street Journal memberitakan AS dan China akan bertemu pada 21-22 Agustus di Washington. "Bagus jika mereka mengirim delegasi ke sini. Kami berdua sudah agak lama tidak melakukan itu," ujar Penasihat Ekonomi Gedung Putih Lawrence 'Larry' Kudlow, sebagaimana dikutip Reuters. 
 

Delegasi dari China akan dipimpin oleh Wakil Menteri Perdagangan Wang Shouwen. Sementara delegasi AS akan dipimpin oleh Wakil Menteri Keuangan AS untuk Hubungan Internasional David Malpass.  

Pertemuan ini bisa menjadi sinyal bagus perdamaian kedua negara. Pasalnya dalam beberapa bulan terakhir, tensi antar kedua negara sedang memanas. Seperti yang diketahui, AS dan China saat ini saling mengenakan bea masuk sebesar US$34 miliar bagi masing-masing produk impor.

Namun, rencana pertemuan ini diharapkan mendinginkan suasana yang ada. Kondisi ini ikut mendorong selera mengambil risiko (risk appetite)investor pun naik. Mereka mulai berani memburu aset-aset beresiko tinggi seperti saham.
 

Hal ini terlihat dari pergerakan bursa saham khususnya di Asia yang menghijau. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga pukul 11:41 WIB naik 1,6% ke 5.876,48.

Kenaikan ini diikuti bursa saham lain seperti Strait Times Index (STI) naik 0,24%, lalu Shanghai Stock Exchange (SSEC) naik 0,11% dan Hongkong Stock Index (HSI) naik 0,90%.
 Di sisi lain, aset-aset bereiiko minim (safe haven) seperti yen Jepang pun mulai ditinggalkan.

Akibatnya, mata uang tersebut melemah terhadap mata uang global. Siang ini, yen melemah 0,07% terhadap dolar AS. Kondisi ini pun berlaku terhadap penguatan rupiah di hadapan yen.
 

TIM RISET CNBC INDONESIA




(ags/ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular