
Asing Jual Saham Telkom Rp 6 T, Ini Penyebabnya
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
20 August 2018 11:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Telekomunkasi Indonesia Ttbk (TLKM) tercatat paling banyak dijual invesor asing pada perdagangan sesi I. Kinerja keuangan yang kurang memuaskan dinilai menjadi penyebab investor melepas kepemilikan saham operator telekomunikasi terbesar tersebut.
Jual bersih saham TLKM hingga 11.28 WIB mencapai Rp 83,15 miliar. Namun harga saham perseroan tercatat naik 1,19% ke level Rp 3.390/saham. Volume perdagangan saham mencapai 82,15 juta saham dengan nilai transaksi Rp 279,47 miliar.
Dari awal tahun hingga hari ini, nilai total net sell asing saham mencapai Rp 6,04 triliun.
Peluncuran Satelit Merah Putih di SpaceX pada Selasa, 7 Agustus yang lalu, tak bisa jadi katalis buat investor untuk melakukan akumulasi beli saham ini.
Menurut Vice President Research Department Indosurya Sekuritas, William Surya Wijaya, aksi jual asing kepada saham perseroan diperkirakan hanya bersifat sementara mengingat kinerja perseroan yang masih cukup bagus di tengah efek registrasi kartu prabayar yang ditetapkan pemerintah.
"Kalau dikatakan secara konsolidasi, TLKM mengalami kenaikan harga saham cukup tinggi. Sebelumnya juga pernah dilakukan pemecahan nilai saham (stock split) hingga 1:5 dan paska itu bisa dikatakan cukup besar pertumbuhannya," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Senin (20/8/18). TLKM pernah melakukan stock split pada akhir Agustus 2013.
Sementara itu, analis Henan Putihrai, Liza Camelia Suryanata, menambahkan kinerja kuartal II perseroan yang terbilang mengecewakan menjadi salah satu katalis negatif khususnya bagi investor asing.
Sepanjang kuartal II-2018, perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp 2,96 triliun, sangat jauh dari rata-rata konsensus yang dihimpun oleh Reuters sebesar Rp 5,96 triliun. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, laba bersih TLKM anjlok hingga 45,4%. Anjloknya laba bersih perusahaan salah satunya disebabkan oleh penjualan yang tak mencapai target. Sepanjang kuartal II, penjualan TLKM tercatat sebesar Rp 33,03 triliun, lebih rendah dari ekspektasi yang sebesar 33,91 triliun.
Jika dilihat secara semesteran, TLKM mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 28,1% sepanjang semester I-2018 menjadi Rp 8,69 triliun. Pada semester I-2017, laba bersih perusahaan tercatat sebesar Rp 12,1 triliun.
"Kalau secara kuartalan kinerjanya kurang bagus, registrasi kartu prabayar diperkirakan juga masih menjadi salah satu alasannya," ungkap Liza.
(wed) Next Article Mitratel Ambil Alih Perusahaan Tower
Jual bersih saham TLKM hingga 11.28 WIB mencapai Rp 83,15 miliar. Namun harga saham perseroan tercatat naik 1,19% ke level Rp 3.390/saham. Volume perdagangan saham mencapai 82,15 juta saham dengan nilai transaksi Rp 279,47 miliar.
Dari awal tahun hingga hari ini, nilai total net sell asing saham mencapai Rp 6,04 triliun.
Menurut Vice President Research Department Indosurya Sekuritas, William Surya Wijaya, aksi jual asing kepada saham perseroan diperkirakan hanya bersifat sementara mengingat kinerja perseroan yang masih cukup bagus di tengah efek registrasi kartu prabayar yang ditetapkan pemerintah.
"Kalau dikatakan secara konsolidasi, TLKM mengalami kenaikan harga saham cukup tinggi. Sebelumnya juga pernah dilakukan pemecahan nilai saham (stock split) hingga 1:5 dan paska itu bisa dikatakan cukup besar pertumbuhannya," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Senin (20/8/18). TLKM pernah melakukan stock split pada akhir Agustus 2013.
Sementara itu, analis Henan Putihrai, Liza Camelia Suryanata, menambahkan kinerja kuartal II perseroan yang terbilang mengecewakan menjadi salah satu katalis negatif khususnya bagi investor asing.
Sepanjang kuartal II-2018, perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp 2,96 triliun, sangat jauh dari rata-rata konsensus yang dihimpun oleh Reuters sebesar Rp 5,96 triliun. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, laba bersih TLKM anjlok hingga 45,4%. Anjloknya laba bersih perusahaan salah satunya disebabkan oleh penjualan yang tak mencapai target. Sepanjang kuartal II, penjualan TLKM tercatat sebesar Rp 33,03 triliun, lebih rendah dari ekspektasi yang sebesar 33,91 triliun.
Jika dilihat secara semesteran, TLKM mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 28,1% sepanjang semester I-2018 menjadi Rp 8,69 triliun. Pada semester I-2017, laba bersih perusahaan tercatat sebesar Rp 12,1 triliun.
"Kalau secara kuartalan kinerjanya kurang bagus, registrasi kartu prabayar diperkirakan juga masih menjadi salah satu alasannya," ungkap Liza.
(wed) Next Article Mitratel Ambil Alih Perusahaan Tower
Most Popular