Obat Kuat BI Bikin Rupiah Perkasa Lawan Dolar Singapura

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 August 2018 09:29
Langkah Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga kebijakan sepertinya mujarab untuk menopang penguatan rupiah.
Foto: REUTERS/Edgar Su
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Singapura bergerak menguat pada perdagangan pagi ini. Langkah Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga kebijakan sepertinya mujarab untuk menopang penguatan rupiah. 

Pada Senin (20/8/2018) pukul 09:08 WIB, SG$ 1 setara dengan Rp 10.637,44. Rupiah menguat 0,15% dibandingkan penutupan perdagangan sebelum libur Hari Kemerdekaan. 

 

Berikut kurs jual-beli dolar Singapura di sejumlah perbankan nasional: 

BankHarga BeliHarga Jual
Bank BNIRp 10.524Rp 10.784
Bank BRIRp 10.550,76Rp 10.676,86
Bank MandiriRp 10.447Rp 10.747
Bank BTNRp 10.449Rp 10.797
Bank BCARp 10.535Rp 10.762
 
Pasar keuangan Singapura memang sedang tertekan. Pada pukul 09:16 WIB, indeks Straits Time melemah 0,01% sementara dolar Singapura terdepresiasi 0,13 terhadap dolar Amerika Serikat (AS). 

Di sisi lain, pasar keuangan Indonesia tengah bergelora seperti api Asian Games. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 1,13% sedangkan rupiah menguat 0,14% di hadapan greenback. 

Penguatan rupiah lebih disokong oleh sentimen domestik, karena sejatinya dolar AS sedang perkasa. Pada pukul 09:18 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi dolar AS di hadapan enam mata uang utama) menguat 0,05%. 

Sentimen yang menopang penguatan rupiah adalah kenaikan suku bunga acuan. Pekan lalu, Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga kebijakan 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5%. 

Meski sempat kurang mendapat apresiasi (karena kuatnya isu Turki pada pekan lalu), hari ini sepertinya pelaku pasar sudah mencerna langkah Perry Warjiyo dan kolega. Aliran modal pun sudah terlihat masuk ke pasar keuangan Indonesia, utamanya di instrumen berpendapatan tetap atau fixed income. 

Sudah semakin banyak seri obligasi negara yang mengalami penurunan imbal hasil (yield), tanda harga sedang naik karena tingginya permintaan. Yield obligasi pemerintah Indonesia tenor 5 tahun turun 0,2 bps, 10 tahun turun 2,1 bps, 15 tahun turun 3 bps, dan 20 tahun turun 0,3 bps. 

Masuknya arus modal ini membuat rupiah menguat secara luas (broadbased). Salah satu korban keperkasaan rupiah adalah mata uang Negeri Singa.    

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular