
Defisit Perdagangan Bikin Rupiah Keok Terhadap Yuan
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
16 August 2018 10:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah masih sulit untuk mempertahankan tren positif di hadapan yuan. Kemarin, rupiah sempat berada di posisi terkuat sejak Januari 2018. Namun pagi ini, rupiah kembali kehilangan tenaga.
Pada Kamis (16/8/2018), pukul 09:45 WIB, CNY 1 di pasar spot ditransaksikan di Rp 2.112,43 Rupiah melemah 0,4% dibandingkan perdagangan kemarin.
Sementara itu, harga jual yuan berada di rentang Rp 2.164-2.185/yuan. Berikut data perdagangan di tiga bank nasional terbesar hingga pukul 09:45 WIB:
Keberhasilan rupiah meraih posisi terkuat kemarin, tidak lepas dari keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan BI-7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 bps ke 5,5%. Namun efek ini tak bertahan lama karena pagi ini rupiah kembali lesu terhadap mata uang Negeri Panda.
Sentimen defisit neraca perdagangan antara Indonesia dan China masih memengaruhi sentimen pasar. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan Indonesia kembali mengalami defisit perdagangan terhadap China sebesar US$ 2,06 miliar pada Juli.
Defisit bulan lalu itu merupakan yang terbesar yang dialami Indonesia terhadap mitra dagang utama. Sementara, sejak awal tahun defisit sudah menjadi langganan yang menunjukkan makin besarnya tingkat ketergantungan Indonesia terhadap impor barang dari Negeri Tirai Bambu tersebut.
Banjir impor dari China, menyebabkan aliran devisa lebih deras masuk ke negara tersebut dan menjadi bahan bakar bagi penguatan yuan sehingga mampu menekan rupiah pada pagi ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/roy) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Pada Kamis (16/8/2018), pukul 09:45 WIB, CNY 1 di pasar spot ditransaksikan di Rp 2.112,43 Rupiah melemah 0,4% dibandingkan perdagangan kemarin.
Sementara itu, harga jual yuan berada di rentang Rp 2.164-2.185/yuan. Berikut data perdagangan di tiga bank nasional terbesar hingga pukul 09:45 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 2.021,00 | Rp 2.168,00 |
Bank BRI | Rp 2.043,13 | Rp 2.185,59 |
Bank BCA | Rp 2.036,00 | Rp 2.164,00 |
Defisit bulan lalu itu merupakan yang terbesar yang dialami Indonesia terhadap mitra dagang utama. Sementara, sejak awal tahun defisit sudah menjadi langganan yang menunjukkan makin besarnya tingkat ketergantungan Indonesia terhadap impor barang dari Negeri Tirai Bambu tersebut.
![]() |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/roy) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Most Popular