
BI: Kalau Tak Ada Kebutuhan, Jangan Nubruk-nubruk Dolar!
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
15 August 2018 15:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) meminta pelaku usaha untuk memanfaatkan berbagai instrumen untuk mengakses likuiditas dolar Amerika Serikat (AS). Selain itu, dunia usaha juga diminta untuk tidak memaksakan diri untuk memburu greenback jika memang tidak ada kepentingan agar tekanan terhadap rupiah tidak bertambah.
Demikian disebutkan oleh Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur di Gedung BI, Jakarta, Rabu (15/8/2018). Perry menyebutkan ada berbagai pasar yang bisa diakses dunia usaha untuk memperoleh valas yaitu spot, forwards, dan swap yang dibuka oleh BI.
"Kita harap stabilitas rupiah berlanjut dan mendukung geliat ekonomi. Jadi swap ini adalah langkah BI agar transaksi di pasar valas tumbuh berkembang," katanya.
Dalam sehari, lanjut Perry, BI membuka dua kali jendela untuk mengakses swap. Pertama adalah pada pagi hingga siang hari.
"Ini dalam rangka operasi moneter dalam konteks likuiditas. Kami lakukan pada pagi hari, jam 2 siang diumumkan. Ini swap operasi moneter," ujarnya.
Kesempatan kedua adalah pada siang hingga sore hari. "Dari jam 2 sampai sore BI punya swap hedging," tambahnya.
Swap hedging, tambah Perry, bisa dipilih pengusaha yang punya kebutuhan valas pada masa mendatang. BI sudah menetapkan biaya swap yang terjangkau.
"Premi swap yang terjadi di pasar, untuk tenor 1 bulan turun dari 4,85% menajdi 4,62%. Kemudian 1 tahun dari 5,18% menjadi 4,9% setelah kami lelang," ungkap Perry.
Namun bagi pengusaha yang memang tidak butuh valas, Perry menegaskan jangan memaksakan diri. Sebab, permintaan valas yang tinggi dan tanpa dasar (underlying) bisa mengganggu stabilitas nilai tukar rupiah.
"Kalau tidak ada kebutuhan, ya jangan nubruk-nubruk dolar AS," tegasnya.
(aji/dru) Next Article Tak Cuma Jepang, 5 Negara Sepakat dengan RI Tinggalkan Dolar
Demikian disebutkan oleh Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur di Gedung BI, Jakarta, Rabu (15/8/2018). Perry menyebutkan ada berbagai pasar yang bisa diakses dunia usaha untuk memperoleh valas yaitu spot, forwards, dan swap yang dibuka oleh BI.
"Kita harap stabilitas rupiah berlanjut dan mendukung geliat ekonomi. Jadi swap ini adalah langkah BI agar transaksi di pasar valas tumbuh berkembang," katanya.
"Ini dalam rangka operasi moneter dalam konteks likuiditas. Kami lakukan pada pagi hari, jam 2 siang diumumkan. Ini swap operasi moneter," ujarnya.
Kesempatan kedua adalah pada siang hingga sore hari. "Dari jam 2 sampai sore BI punya swap hedging," tambahnya.
Swap hedging, tambah Perry, bisa dipilih pengusaha yang punya kebutuhan valas pada masa mendatang. BI sudah menetapkan biaya swap yang terjangkau.
"Premi swap yang terjadi di pasar, untuk tenor 1 bulan turun dari 4,85% menajdi 4,62%. Kemudian 1 tahun dari 5,18% menjadi 4,9% setelah kami lelang," ungkap Perry.
Namun bagi pengusaha yang memang tidak butuh valas, Perry menegaskan jangan memaksakan diri. Sebab, permintaan valas yang tinggi dan tanpa dasar (underlying) bisa mengganggu stabilitas nilai tukar rupiah.
"Kalau tidak ada kebutuhan, ya jangan nubruk-nubruk dolar AS," tegasnya.
(aji/dru) Next Article Tak Cuma Jepang, 5 Negara Sepakat dengan RI Tinggalkan Dolar
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular