Bursa Saham Tergelincir Saat Lira Mulai Stabil

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
15 August 2018 11:56
AS sudah membaik tadi pada perdagangan awal pekan, yang seharusnya membuat pasar Asia lebih stabil daripada awal pekan ini.
Foto: REUTERS/Thomas Peter
SINGAPORE, CNBC Indonesia - Kejatuhan saham Asia pada hari Rabu yang disebabkan oleh krisis finansial Turki sangat berpengaruh pada sentimen investor, tetapi lira yang dilanda krisis dapat mulai mengambil nafas setelah gejolak di minggu lalu.
Bursa Hong Kong turun 1,5%, Shanghai turun 1,3%, Tokyo tergelincir 0,3% persen dan bursa saham Australia turun 0,5%.

Jingyi Pan, ahli strategi pasar di grup perdagangan IG mengatakan kinerja bursa saham AS sudah membaik tadi pada perdagangan awal pekan, yang seharusnya membuat pasar Asia lebih stabil daripada awal pekan ini.

Namun dia menambahkan bahwa indikasi awal saham di kawasan itu belum bisa disetarakan dengan kenaikan di indeks negara lainnya.

Data mengecewakan dari China, menunjukkan laju investasi merosot ke rekor yang lebih rendah dan pertumbuhan penjualan ritel melambat, juga mempengaruhi sentimen di Asia.

Wall Street dan mata uang Turki telah pulih kembali hari ini setelah kekalahan yang dimulai pada hari Jumat dan melihat lira anjlok ke rekor terendah.

Pasar ekuitas pun ikut anjlok karena kekhawatiran bahwa krisis keuangan dapat menyebar secara global.

Turki yang sedang goyah dalam ekonomi kembali menuai masalah baru ketika Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengumumkan AS meningkatkan bea masuk aluminium dan baja, salvo terbaru dalam perselisihan yang meningkat antara dua negara.

Lira stabil pada 6,53 terhadap dolar dan 7,43 terhadap euro di perdagangan pagi Asia, sudah mulai pulih dari rekor terendah 7,24 terhadap dolar dan 8,12 terhadap euro yang terlihat Senin. Nilai ini masih turun tajam dari Jumat.

"Tekanan telah berkurang, tetapi belum selesai, pedagang berhenti menjual lira Turki setelah mata uang tampaknya telah menemukan basis," kata Greg McKenna, kepala strategi pasar di AxiTrader.

Mata uang telah jatuh selama berminggu-minggu karena kekhawatiran atas ekonomi yang goyah tetapi krisis meningkat tajam ketika Trump meningkatkan tekanan pada Turki atas penahanan seorang pendeta Amerika.

Tekanan pasar telah mereda untuk saat ini, para analis yakin deretan diplomatik masih jauh dari kata "selesai" dan masih bisa membebani saham.

Presiden Recep Tayyip Erdogan tidak menunjukkan tanda-tanda untuk mundur, mengatakan pada hari Selasa bahwa Turki akan memboikot barang elektronik AS.

New York Tuesday, the Dow, S&P 500 dan Nasdaq serentak membukukan keuntungan setidaknya setengah persen, karena kekhawatiran telah mereda atas masalah dengan lira yang mungkin mempengaruhi ekonomi dan mata uang negara berkembang lainnya.
(hps/hps) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular