
Sudah Terkoreksi Banyak, IHSG Mulai Berani Hijau Sendiri
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
15 August 2018 09:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasca menempatkan diri sebagai bursa saham dengan performa terburuk di kawasan Asia selama dua hari berturut-turut, IHSG dibuka di zona hijau pada pagi hari ini, yakni sebesar 0,22% ke level 5.782,38.
Koreksi yang sudah begitu dalam membuka ruang bagi investor untuk melakukan aksi beli, walaupun sejatinya pelemahan rupiah berpotensi menyeret IHSG ke zona merah kapan saja.
Pada sesi awal perdagangan, rupiah melemah hingga 0,32% di pasar spot ke level Rp 14.622/dolar AS. Melebarnya CAD periode kuartal-II 2018 ke level 3,04% dari PDB nampak masih direspon negatif di pasar nilai tukar.
Selain itu, nilai tukar rupiah ikut terseret oleh lira yang kembali melemah. Pasca menguat 7,37% melawan dolar AS pada perdagangan kemarin di pasar spot, pada pagi hari ini lira kembali melemah sebesar 0,66%.
Lira belum bisa terus menguat lantaran perselisihan dengan AS masih berlanjut, bahkan bertambah parah. Pasalnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan negaranya akan memboikot berbagai produk elektronik asal Amerika Serikat (AS).
"Kami akan memboikot barang-barang elektronik AS," ujarnya dalam pidato yang disiarkan di televisi, seperti dilaporkan oleh AFP. "Jika [AS] punya iPhone, ada Samsung di lain pihak."
Kemarin, lira menguat lantaran bank sentral Turki menenangkan investor global dengan menyatakan bahwa mereka akan menyediakan sebanyak mungkin likuiditas bagi bank-bank dalam negeri. Bank sentral juga siap sedia dalam memantau perkembangan dari krisis ekonomi di Negeri Kebab.
Lebih lanjut, Menteri Keuangan Turki Berat Albayrak mengatakan bahwa pemerintah akan melindungi nilai tukar lira, sembari menambahkan bahwa ia berpendapat nilai tukar lira akan menguat.
Pada hari ini, investor akan mencermati rilis data ekspor-impor periode Juli dan pengumuman suku bunga acuan oleh Bank Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Koreksi yang sudah begitu dalam membuka ruang bagi investor untuk melakukan aksi beli, walaupun sejatinya pelemahan rupiah berpotensi menyeret IHSG ke zona merah kapan saja.
Pada sesi awal perdagangan, rupiah melemah hingga 0,32% di pasar spot ke level Rp 14.622/dolar AS. Melebarnya CAD periode kuartal-II 2018 ke level 3,04% dari PDB nampak masih direspon negatif di pasar nilai tukar.
Lira belum bisa terus menguat lantaran perselisihan dengan AS masih berlanjut, bahkan bertambah parah. Pasalnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan negaranya akan memboikot berbagai produk elektronik asal Amerika Serikat (AS).
"Kami akan memboikot barang-barang elektronik AS," ujarnya dalam pidato yang disiarkan di televisi, seperti dilaporkan oleh AFP. "Jika [AS] punya iPhone, ada Samsung di lain pihak."
Kemarin, lira menguat lantaran bank sentral Turki menenangkan investor global dengan menyatakan bahwa mereka akan menyediakan sebanyak mungkin likuiditas bagi bank-bank dalam negeri. Bank sentral juga siap sedia dalam memantau perkembangan dari krisis ekonomi di Negeri Kebab.
Lebih lanjut, Menteri Keuangan Turki Berat Albayrak mengatakan bahwa pemerintah akan melindungi nilai tukar lira, sembari menambahkan bahwa ia berpendapat nilai tukar lira akan menguat.
Pada hari ini, investor akan mencermati rilis data ekspor-impor periode Juli dan pengumuman suku bunga acuan oleh Bank Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Most Popular