Pesan Lengkap Jokowi dalam Rapat Penyelamatan Rupiah Jilid II

Arys Aditya, CNBC Indonesia
14 August 2018 15:28
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas kembali pada hari ini Selasa (14/8/2018) di Jakarta.
Foto: CNBC Indonesia/Arys Aditya
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas kembali pada hari ini Selasa (14/8/2018) di Jakarta. Rapat terbatas tersebut masih sama temanya pada 31 Juli 2018 lalu.

Jokowi dan Menteri-menteri membahas penguatan cadangan devisa Indonesia demi menjaga pelemahan rupiah.


Selain Menteri bidang Ekonomi dan beberapa menteri lainnya, rapat terbatas kali ini juga dihadiri oleh Direksi BUMN termasuk PLN dan Pertamina.

Berikut pesan Jokowi dalam pengantar rapat tersebut:

Perkuat cadangan devisa penting agar ketahanan semakin kuat, terutama menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Termasuk dampak yang terakhir terjadi di Turki. Kita harus jaga stabilitas rupiah dalam nilai yang wajar, inflasi rendah, defisit transaksi yang aman.

Kalau saya lihat dari sisi fiskal, Menkeu telah me-manage, mengelola, dengan kehati-hatian yang sangat. Defisit APBN saya kira 2,12% dan tahun depan kita akan turun di bawah 2%.

Kemudian juga beberapa hal yang telah disampaikan, bahwa anggaran belanja modal harus terus diperbesar dan ini saya lihat mulai kelihatan. Dan di sisi moneter, saya lihat pengelolaan oleh BI sangat hati-hati, sangat prudence. Saya kira akan terus kita dukung. Juga di sisi OJK, kalau kita lihat juga CAR perbankan kita masih sangat kuat, pada posisi 20%, lebih tepatnya 22%. Sehingga hal ini yang harus kita jaga.

Untuk memperkuat cadangan devisa, saya ingin memastikan apa yang telah dibahas dalam ratas lalu, betul-betul ada progres di lapangan. Saat ini, akan saya update satu persatu, problem apa yang jadi hambatan di lapangan sehingga kita benar-benar bisa memperkuat cadangan devisa.

Yang lalu sudah saya sampaikan juga mengenai percepatan pelaksanaan mandatory biodiesel, peningkatan TKDN, terutama untuk BUMN besar yang sebelumnya memakai komponen impor agar ini diperhatikan.

Kemudian juga di Kemendag, Bea Cukai, untuk pengendalian impor betul-betul dicermati secara detail dan cepat sehingga impor barang yang memang sangat penting dan sangat tidak penting bisa diketahui.

Juga terkait terobosan untuk meningkatkan ekspor. Dalam ratas lalu banyak disinggung, termasuk di dalamnya yang berkaitan dengan investasi. Kita juga sudah buka OSS. Ini dampaknya apa, harus dilihat.

Terakhir, saya ingatkan perlunya percepatan pembangunan infastruktur yang mendukung pariwisata. Terutama pada lokasi pariwisata prioritas yang telah kita tetapkan. Sektor ini akan cepat menambah dan memperkuat cadangan devisa kita. Saya rasa itu.


(dru/ray) Next Article Rupiah di Atas Rp 16.000, Jokowi Beri Pesan ke BI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular