
Lira Turki Terjun Bebas, Bursa Asia Masih Diliputi Keraguan
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
14 August 2018 11:13

HONG KONG, CNBC Indonesia - Mata uang Turki, lira masih tertekan tetapi yang membuat kinerja bursa saham Asia pada hari selasa berada di zona merah melanjutkan pelamahan setelah gejolak yang terjadi awal pekan ini.
Krisis dipicu serangkaian masalah termasuk ekonomi yang goyah. Bank Sentral menolak keinginan pasar untuk menaikan suku bunga- dan memicu ketegangan dengan Amerika Serikat (AS), yang telah memukul Turki dengan sanksi atas penahanan seorang pendeta AS.
Ada sedikit optimisme dari berita bahwa penasehat keamanan nasional Donald Trump, John Bolton bertemu dengan Duta Besar Turki, Serdar Kilic untuk membahas tentang penahanan pendeta tersebut.
Ray Attrill, Kepala Strategi Valuta Asing di National Australia Bank, berharap krisis tersebut tidak akan menyebar. "Ini adalah kesulitan lokal yang besar, tetapi sejauh ini penularannya relatif terbatas," katanya kepada Bloomberg Television.
"Kami melihat sedikit tanda-tanda penularan di dalam zona euro, dalam penyebaran obligasi pemerintah di negara-negara di mana sektor perbankan tampaknya memiliki paparan terbesar yang sama hal nya dengan kepentingan Turki. Anda harus mengatakan bahwa Turki relatif terkendali. "
(hps) Next Article Meski Koreksi, IHSG Bukukan Kinerja Terbaik di Asia
Di pasar ekuitas Tokyo saat ini naik 1,8%. Tetapi yen menguat karena menjadi safe haven yang memberikan beberapa dukungan untuk eksportir. Namun bursa Hong Kong masih koreksi 0,88% dan bursa saham Singapuran turun 0,15%.
Investor mulai ragu dan ketar ketir terhadap perkembangan di Ankara setelah penurunan drastis nilai tukar Lira di hari Senin dan mencapai rekor terendah terhadap dolar dan euro. Ini membuat pasar ekuitas jatuh bebas karena kekhawatiran krisis keuangan Turki dapat menyebar secara global.
Pada awal perdagangan Asia, lira Turki berada di 6,91 terhadap dolar dan 7,89 terhadap euro, jauh dari 7,24 terhadap dolar dan 8,12 terhadap euro yang terlihat pada hari Senin walaupun masih tinggi. lira turun sekitar seperlima melawan greenback sejak Jumat.
Investor mulai ragu dan ketar ketir terhadap perkembangan di Ankara setelah penurunan drastis nilai tukar Lira di hari Senin dan mencapai rekor terendah terhadap dolar dan euro. Ini membuat pasar ekuitas jatuh bebas karena kekhawatiran krisis keuangan Turki dapat menyebar secara global.
Krisis dipicu serangkaian masalah termasuk ekonomi yang goyah. Bank Sentral menolak keinginan pasar untuk menaikan suku bunga- dan memicu ketegangan dengan Amerika Serikat (AS), yang telah memukul Turki dengan sanksi atas penahanan seorang pendeta AS.
Ada sedikit optimisme dari berita bahwa penasehat keamanan nasional Donald Trump, John Bolton bertemu dengan Duta Besar Turki, Serdar Kilic untuk membahas tentang penahanan pendeta tersebut.
Ray Attrill, Kepala Strategi Valuta Asing di National Australia Bank, berharap krisis tersebut tidak akan menyebar. "Ini adalah kesulitan lokal yang besar, tetapi sejauh ini penularannya relatif terbatas," katanya kepada Bloomberg Television.
"Kami melihat sedikit tanda-tanda penularan di dalam zona euro, dalam penyebaran obligasi pemerintah di negara-negara di mana sektor perbankan tampaknya memiliki paparan terbesar yang sama hal nya dengan kepentingan Turki. Anda harus mengatakan bahwa Turki relatif terkendali. "
(hps) Next Article Meski Koreksi, IHSG Bukukan Kinerja Terbaik di Asia
Most Popular