Rupiah Masih Bergejolak, Saham Bank BUMN Dilepas Asing

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
14 August 2018 10:49
Depresiasi mata uang rupiah terhadap Dollar AS menjadi salah satu sentimen negatif bagi para investor.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham perbankan dengan kapitalisasi pasar besar dan berstatus Badan Usaha Milik Negara terpantau mengalami pelemahan pada perdagangan sesi I hari ini. Depresiasi mata uang rupiah terhadap Dollar AS menjadi salah satu sentimen negatif bagi para investor.

Harga saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) anjlok paling dalam (-1,69%) atau turun 125 poin ke level harga Rp 7.275/saham. Volume transaksi tercatat sebesar 9,49 juta saham senilai Rp 69,19 miliar. Investor asing tercatat melepas kepemilikannya senilai Rp 33,21 miliar.

Berikutnya, harga saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) turun 1,08% atau 75 poin ke level Rp 6.850. tercatat volume transaksi sebanyak 23,65 juta saham dengan nilai sebesar Rp 161,58 miliar. Sedangkan investor asing tercatat melepas kepemilikannya senilai Rp 46,64 miliar.

Sementara itu, harga saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) melemah 0,76% atau 20 poin ke level harga Rp 2.610/saham. Volume transaksi tercatat sebanyak 21,44 juta saham senilai Rp 55,09 miliar, sedangkan asing melepas kepemilikannya senilai Rp 24,45 miliar.

Salah satu pemicu pelepasan saham-saham bank adalah sentimen dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS yang sempat menyentuh level Rp 14.615/US$. Depresiasi nilai tukar rupiah tersebut menjadi sentimen yang memicu kenaikan kredit macet perbankan (Non Performing Loan/NPL).

Berdasarkan pengalaman 2015 kala rupiah menyentuh level Rp 14.600, NPL perbankan Indonesia naik menjadi 2,49% dari yang sebelumnya 2,16% per akhir 2014. Kemudian pada tahun 2016, dampak pelemahan rupiah setahun sebelumnya masih kental terasa.

NPL kembali naik menjadi 2,93%. Posisi ini merupakan yang tertinggi sejak krisis keuangan global menghantam pada tahun 2008-2009 silam. Pada tahun 2008 dan 2009, NPL Indonesia tercatat masing-masing sebesar 3,2% dan 3,31%.

Akibat dari meroketnya NPL, penyisihan pencadangan dari bank-bank guna mengantisipasi gagal bayar para debitur menjadi naik. Mengutip Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Jumlah pencadangan yang disisihkan bank umum per akhir 2015 adalah Rp 97,2 triliun, naik drastis dari posisi akhir 2014 yang sebesar Rp 64,2 triliun. Kemudian pada tahun 2016, nilainya kembali melonjak menjadi Rp 146,6 triliun.
(hps) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular