
Minim Sentimen Positif, IHSG Tak Bertenaga & Terkoreksi
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
14 August 2018 09:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasca terjun bebas sebesar 3,55% pada perdagangan kemarin (13/8/2018), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada hari ini, yakni sebesar 0,49% ke level 5.832,72.
Sebelumnya, bursa saham utama kawasan Asia dibuka dalam rentang yang tipis: indeks Kospi naik 0,06%, indeks Hang Seng naik 0,01%, indeks Strait Times turun 0,06%, dan indeks Shanghai flat di level 2.785,87.
Belum adanya sentimen positif membuat IHSG kembali turun ke zona merah. Pada pagi ini, rupiah melemah sebesar 0,21% di pasar spot ke level Rp 14.620/dolar AS.
Pelemahan rupiah terjadi lantaran krisis mata uang di Turki yang tak kunjung usai. Hingga berita ini diturunkan, lira diperdagangkan melemah 0,76% melawan dolar AS di pasar spot. Kemarin, pelemahannya mencapai 6,7%. Presiden Turki Tayyip Erdogan memang memproyeksikan tekanan pada ekonomi Turki akan berlanjut. Erdogan pun semakin mengumbar perselisihan dengan pihak AS dengan mengatakan bahwa tindakan AS baru-baru ini merupakan sikap menusuk Ankara dari belakang.
Seperti diketahui sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyetujui pengenaan bea masuk bagi impor baja asal Turki sebesar 50%. Aluminium juga kena bea masuk 20%. Kebijakan Trump ini merupakan balasan terhadap langkah Turki yang menahan seorang Pastur asal AS, Andrew Brunson. Pemerintah Turki menuding Brunson sebagai salah satu pendukung upaya kudeta pada 2016. Brunson menolak tuduhan tersebut, tetapi nasibnya masih terkatung-katung.
Selain itu, investor juga terus merespon negatif melebarnya defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD) kuartal-II 2018 yang menembus level 3% dari PDB, yakni di level 3,04%. Padahal pada kuartal-I 2018, defisitnya hanya sebesar 2,21% dari PDB.
Capaian ini terbilang cukup bersejarah. Pasalnya, kali terakhir CAD menyentuh level 3% dari PDB adalah pada kuartal-III 2014 silam. Pada 3 bulan kedua tahun ini, nilai nominal dari CAD mencapai US$ 8,03 miliar, sementara pada kuartal-I nilainya hanya sebesar US$ 5,72 miliar.
Akibat melebarnya CAD, defisit Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) melebar menjadi US$ 4,31 miliar, dari yang sebelumnya US$ 3,86 miliar.
Investor akan mencermati rilis data realisasi investasi kuartal II-2018 oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan rilis realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 per akhir Juli oleh Kementerian Keuangan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Sebelumnya, bursa saham utama kawasan Asia dibuka dalam rentang yang tipis: indeks Kospi naik 0,06%, indeks Hang Seng naik 0,01%, indeks Strait Times turun 0,06%, dan indeks Shanghai flat di level 2.785,87.
Belum adanya sentimen positif membuat IHSG kembali turun ke zona merah. Pada pagi ini, rupiah melemah sebesar 0,21% di pasar spot ke level Rp 14.620/dolar AS.
Seperti diketahui sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyetujui pengenaan bea masuk bagi impor baja asal Turki sebesar 50%. Aluminium juga kena bea masuk 20%. Kebijakan Trump ini merupakan balasan terhadap langkah Turki yang menahan seorang Pastur asal AS, Andrew Brunson. Pemerintah Turki menuding Brunson sebagai salah satu pendukung upaya kudeta pada 2016. Brunson menolak tuduhan tersebut, tetapi nasibnya masih terkatung-katung.
Selain itu, investor juga terus merespon negatif melebarnya defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD) kuartal-II 2018 yang menembus level 3% dari PDB, yakni di level 3,04%. Padahal pada kuartal-I 2018, defisitnya hanya sebesar 2,21% dari PDB.
Capaian ini terbilang cukup bersejarah. Pasalnya, kali terakhir CAD menyentuh level 3% dari PDB adalah pada kuartal-III 2014 silam. Pada 3 bulan kedua tahun ini, nilai nominal dari CAD mencapai US$ 8,03 miliar, sementara pada kuartal-I nilainya hanya sebesar US$ 5,72 miliar.
Akibat melebarnya CAD, defisit Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) melebar menjadi US$ 4,31 miliar, dari yang sebelumnya US$ 3,86 miliar.
Investor akan mencermati rilis data realisasi investasi kuartal II-2018 oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan rilis realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 per akhir Juli oleh Kementerian Keuangan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Most Popular