
Krisis Lira Turki Sampai ke Wall Street
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
14 August 2018 06:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street melemah pada penutupan perdagangan haru Senin (13/8/2018) akibat krisis mata uang Turki, lira, menjadi sentimen negatif bagi investor di seluruh dunia.
Dow Jones Industrial Average terkoreksi 0,5% ke posisi 25.187,7 dengan saham Goldman Sachs dan JPMorgan Chase yang sama-sama anjlok 1%. Indeks beranggotakan 30 saham ini mencatatkan pelemahan empat hari berturut-turut, terpanjang sejak Juni.
Indeks S&P 500 turun 0,4% ke level 2.821,93 akibat pelemahan sektor material dan energi, sementara Nasdaq Composite tergelincir 0,25% menjadi 7.819,71.
Lira Turki, yang anjlok lebih dari 20% hari Jumat pekan lalu, mencetak level terendah baru hari Senin sebelum akhirnya mampu sedikit menguat.
Ketegangan antara negara itu dan Amerika Serikat meningkat pekan lalu setelah delegasi Turki kembali dari Washington tanpa kesepakatan apapun terkait pembebasan pastor AS Andrew Brunson. Ia ditahan karena diduga mendukung kelompok yang mencoba melakukan kudeta di Turki, CNBC International melaporkan.
Bank sentral Turki mencoba meyakinkan investor global hari Senin dengan mengatakan pihaknya akan menyediakan likuditas yang cukup bagi perbankan negara itu. Bank sentral juga akan terus memantau kondisi ekonomi Turki.
Perekonomian Turki sedang bergulat dengan inflasi yang meroket hingga 16% bulan lalu, jauh di atas target bank sentral sebesar 5%.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Dow Jones Industrial Average terkoreksi 0,5% ke posisi 25.187,7 dengan saham Goldman Sachs dan JPMorgan Chase yang sama-sama anjlok 1%. Indeks beranggotakan 30 saham ini mencatatkan pelemahan empat hari berturut-turut, terpanjang sejak Juni.
Indeks S&P 500 turun 0,4% ke level 2.821,93 akibat pelemahan sektor material dan energi, sementara Nasdaq Composite tergelincir 0,25% menjadi 7.819,71.
Ketegangan antara negara itu dan Amerika Serikat meningkat pekan lalu setelah delegasi Turki kembali dari Washington tanpa kesepakatan apapun terkait pembebasan pastor AS Andrew Brunson. Ia ditahan karena diduga mendukung kelompok yang mencoba melakukan kudeta di Turki, CNBC International melaporkan.
Bank sentral Turki mencoba meyakinkan investor global hari Senin dengan mengatakan pihaknya akan menyediakan likuditas yang cukup bagi perbankan negara itu. Bank sentral juga akan terus memantau kondisi ekonomi Turki.
Perekonomian Turki sedang bergulat dengan inflasi yang meroket hingga 16% bulan lalu, jauh di atas target bank sentral sebesar 5%.
(prm) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Most Popular