
Lawan Dolar Australia, Rupiah Melemah Sampai 0,82%
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
13 August 2018 14:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah menguat 3 hari berturut-turut, nilai tukar rupiah akhirnya kembali loyo di hadapan dolar Australia. Melebarnya defisit transaksi perdagangan Indonesia pada kuartal II-2018 ditengarai sebagai penyebab pelemahan tersebut.
(aji/aji) Next Article Lawan Dolar Australia, Rupiah Melemah 3,27% dalam Sebulan
Pada Senin (13/8/2018) pukul 14:35 WIB, AUD 1 di pasar spot ditransaksikan Rp 10.628,03. Rupiah melemah 0,82% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Pelemahan ini menyebabkan harga jual dolar Australia di beberapa bank semakin mendekati Rp 10.800. Berikut data perdagangan dolar Australia di empat bank nasional hingga pukul 14:15 WIB:
Dari dalam negeri, rupiah baru dihantam sentimen negatif. Meningkatnya defisit transaksi berjalan Indonesia di kuartal II-2018 semakin meningkatkan kekhawatiran investor terhadap daya tahan ekonomi terhadap gejolak global.
Akhir pekan lalu, Bank Indonesia (BI) merilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang mengalami defisit US$ 4,31 miliar pada kuartal II-2018. Lebih dalam ketimbang kuartal sebelumnya yaitu minus US$ 3,85 miliar apalagi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang masih surplus US$ 739 juta.
NPI yang defisit menggambarkan devisa yang keluar lebih banyak ketimbang yang masuk, baik itu dari ekspor-impor barang dan jasa maupun investasi (sektor riil dan portofolio). Artinya, perekonomian Indonesia bisa dinilai rentan menghadapi gejolak eksternal karena minimya sokongan devisa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
![]() |
Pelemahan ini menyebabkan harga jual dolar Australia di beberapa bank semakin mendekati Rp 10.800. Berikut data perdagangan dolar Australia di empat bank nasional hingga pukul 14:15 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 10.411,00 | Rp 10.769,00 |
Bank BNI | Rp 10.460,00 | Rp 10.750,00 |
Bank BRI | Rp 10.505,97 | Rp 10.733,12 |
Bank BCA | Rp 10.512,00 | Rp 10.795,00 |
Dari dalam negeri, rupiah baru dihantam sentimen negatif. Meningkatnya defisit transaksi berjalan Indonesia di kuartal II-2018 semakin meningkatkan kekhawatiran investor terhadap daya tahan ekonomi terhadap gejolak global.
Akhir pekan lalu, Bank Indonesia (BI) merilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang mengalami defisit US$ 4,31 miliar pada kuartal II-2018. Lebih dalam ketimbang kuartal sebelumnya yaitu minus US$ 3,85 miliar apalagi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang masih surplus US$ 739 juta.
NPI yang defisit menggambarkan devisa yang keluar lebih banyak ketimbang yang masuk, baik itu dari ekspor-impor barang dan jasa maupun investasi (sektor riil dan portofolio). Artinya, perekonomian Indonesia bisa dinilai rentan menghadapi gejolak eksternal karena minimya sokongan devisa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lawan Dolar Australia, Rupiah Melemah 3,27% dalam Sebulan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular