Lira Anjlok, Rupiah Terlempar ke Rekor Terlemah terhadap Yen
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
13 August 2018 12:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelemahan rupiah terhadap yen Jepang memasuki hari ketiga, melempar mata uang Garuda ke posisi terlemah sepanjang sejarah. Kali ini pemicunya berasal dari kekhawatiran seputar krisis moneter di Turki.
Pada Senin (13/8/2018) pukul 12:29 WIB, JPY 1 dibanderol Rp 132,47. Rupiah melemah 1,58% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Kondisi ini mengakibatkan harga jual yen bertahan di atas Rp 135/JPY. Berikut data perdagangan di empat bank nasional terbesar hingga pukul 12:15 WIB:
Turki terancam krisis setelah mata uang lira anjlok ke titik terlemah sepanjang sejarah. Sejak awal tahun, lira anjlok 31,7% terhadap dolar AS setelah Presiden AS Donald Trump menyetujui pengenaan bea masuk 25% untuk produk baja dan 20% untuk uluminium asal Turki.
"Saya telah menyetujui penggandaan tarif bea masuk untuk baja dan aluminium kepada Turki, karena mata uang mereka melemah begitu parah terhadap dolar kami! Hubungan kami dengan Turki tidak baik saat ini!" tegas Trump melalui cuitan di Twitter, akhir pekan lalu.
Selain itu, pasar juga menghukum Turki karena campur tangan Presiden Recep Tayyip Erdogan yang dianggap terlalu dalam terhadap kebijakan ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan memilih menantunya, Berat Albayrak, sebagai Menteri Keuangan.
Di luar faktor ekonomi, keretakan hubungan Washington-Ankara juga dipicu penangkapan pastur bernama Andrew Brunson dengan tuduhan bahwa warga AS ini merupakan pendukung kudeta yang gagal pada 2016. Brunson menolak tuduhan itu, tetapi nasibnya masih terkatung-katung.
Kondisi Turki yang kurang kondusif memicu kekhawatiran hal tersebut menjalar ke negara lain. Akibatnya, permintaan atas instrument investasi minim resiko (safe haven asset) seperti yen Jepang menguat.
Dampaknya, yen menguat terhadap mata uang global. Di hadapan dolar AS, yen menguat hingga 0,61%. Rupiah pun kian tertekan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Pada Senin (13/8/2018) pukul 12:29 WIB, JPY 1 dibanderol Rp 132,47. Rupiah melemah 1,58% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
![]() |
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 129,63 | Rp 134,55 |
Bank BNI | Rp 129,08 | Rp 135,68 |
Bank BRI | Rp 130,67 | Rp 134,36 |
Bank BCA | Rp 128,17 | Rp 134,74 |
Turki terancam krisis setelah mata uang lira anjlok ke titik terlemah sepanjang sejarah. Sejak awal tahun, lira anjlok 31,7% terhadap dolar AS setelah Presiden AS Donald Trump menyetujui pengenaan bea masuk 25% untuk produk baja dan 20% untuk uluminium asal Turki.
"Saya telah menyetujui penggandaan tarif bea masuk untuk baja dan aluminium kepada Turki, karena mata uang mereka melemah begitu parah terhadap dolar kami! Hubungan kami dengan Turki tidak baik saat ini!" tegas Trump melalui cuitan di Twitter, akhir pekan lalu.
Selain itu, pasar juga menghukum Turki karena campur tangan Presiden Recep Tayyip Erdogan yang dianggap terlalu dalam terhadap kebijakan ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan memilih menantunya, Berat Albayrak, sebagai Menteri Keuangan.
Di luar faktor ekonomi, keretakan hubungan Washington-Ankara juga dipicu penangkapan pastur bernama Andrew Brunson dengan tuduhan bahwa warga AS ini merupakan pendukung kudeta yang gagal pada 2016. Brunson menolak tuduhan itu, tetapi nasibnya masih terkatung-katung.
Kondisi Turki yang kurang kondusif memicu kekhawatiran hal tersebut menjalar ke negara lain. Akibatnya, permintaan atas instrument investasi minim resiko (safe haven asset) seperti yen Jepang menguat.
Dampaknya, yen menguat terhadap mata uang global. Di hadapan dolar AS, yen menguat hingga 0,61%. Rupiah pun kian tertekan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular