Waspada Krisis Turki, Simak Rekomendasi Broker Berikut Ini

Gita Rossiana, CNBC Indonesia
13 August 2018 09:07
Namun pekan ini, krisis Turki dengan kejatuhan nilai mata uang Lira akan menjadi perhatian utama investor dan berpotensi mendorong IHSG ke zona negatif.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,16% ke level 6.077,17 sepanjang pekan lalu pada saatbursa saham regional bergerak variatif. Namun pekan ini, krisis Turki dengan kejatuhan nilai mata uang Lira akan menjadi perhatian utama investor dan berpotensi mendorong IHSG ke zona negatif.

Laju IHSG dimotori oleh rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal-II 2018 yang di atas ekspektasi. Positifnya angka pertumbuhan ekonomi menghapus kekhawatiran investor bahwa laju ekonomi tahun ini akan lesu seperti 2017, walaupun angka pertumbuhan ekonomi kuartal-III dan IV akan menjadi penentuan.

Namun demikian, pelaku pasar memantau sejumlah sentimen untuk perdagangan hari ini. Diantaranya adalah situasi di Turki yang masih tidak kondusif. Presiden Erdogan menyerukan agar rakyat Turki menjual dolar AS dan emas mereka untuk menguatkan nilai tukar lira.

Melihat hal tersebut, bagaimana para broker merekomendasikan saham hari ini. Simak penjelasan di bawah ini;

1. Samuel Sekuritas
IHSG masih mungkin turun menuju 6.000 tanpa kehilangan potensi breakout 6.110 dan menuju 6.250 dalam 1-2 bulan ke depan. Potensi uptrend masih ada selama IHSG berada di atas 5.950. Penurunan di bawah 5.950 akan mengancam breakdown 5.900 yang membatalkan uptrend. Untuk hari ini, Samuel Sekuritas menyukai saham BBRI, PTBA, SMGR dan UNTR.

Adapun untuk rekomendasi saham;

Beli: BBRI, PTBA, GGRM dan SMGR

Jual : PGAS dan UNTR
2. Kiwoom Sekuritas
Di akhir pekan kemarin Indeks IHSG ditutup naik (+0.20%) menjadi 6.077. Sektor yang mengalami kenaikan terbesar sektor konstruksi (+1.09%) dan barang konsumsi (+0.74%) sedangkan sektor yang mengalami penurunan terbesar sektor agrikultur (-1.90%) dan aneka industri (-1.34%). Sementara investor asing kemarin di semua perdagangan saham mencatatkan net sell sebesar Rp 650,02 miliar.

Beberapa hal informasi yang menjadi fokus pasar saat ini dimana dari dalam negeri, pekan ini menanti neraca perdagangan bulan Juli 2018 dan juga hasil Rapat Dewan Gubenur Bank Indonesia yang tentunya hasil pertemuan tersebut menjadi arah dari kebijakan ekonomi Indonesia kedepannya.

Sementara dari global, panasnya hubungan antara AS dan Turki menjadi kekhawatiran para pelaku pasar global, dimana dampak dari sanksi Presiden AS Donald Trump yang menggandakan tarif impor aluminium dan baja dari Turki, menyebabkan krisis mata uang lira Turki, hal ini tentunya menjadi perhatian para pelaku pasar.

Pasalnya, hal tersebut akan berdampak sistemik seperti yang terjadi kepada Yunani beberapa waktu lalu. Secara teknikal, indeks IHSG pada hari ini diprediksi terkoreksi dengan support dan resistance di level 6.055-6.103.

3. MNC Sekuritas
Setelah IGSG menguat +1.16% tetapi diiringi net sell Rp 733.26 miliar selama seminggu lalu, nampaknya minggu ini sulit berlanjut menyusul krisis mata uang yang terjadi di Turki yang dikuatirkan berpotensi terjadi snow ball effect karena menurut dari BIS beberapa bank besar Eropa memberikan kredit cukup besar ke Turki seperti; Bank Spanyol US$$83.3 miliar, Bank Prancis US$$38.4 miliar dan Bank Italy US$$17 miliar. Senin ini IHSG ES perkirakan TURUN seiring jatuhnya DJIA -0.77%, EIDO -1.72%, TLK -1.9%, Nikel -0.41% & Timah -0.41%.

Adapun untuk rekomendasi saham;

Beli: BUY: MARK, BRPT, GGRM, JSMR, PTBA, HRUM, ICBP, BBNI, BBRI, BMRI, BBTN, TINS, ACES, INTP, SMGR, JPFA.

Jual: TLKM

Buy on weakness: BBCA, INDY, ADRO, INKP, INCO, UNTR, MEDC, ITMG, ASII, ANTM.

4. Reliance Sekuritas
Mengakhiri pekan mayoritas saham di Asia terpukul mundur dengan Indeks Nikkei (-1.33%), TOPIX (-1.15%), HangSeng (-0.84%) dan KOSPI (-0.91%) ditutup turun cukup signifikan. Kecuali Indeks CSI (+0.22%) dan IHSG (+0.19%) yang ditutup terkonsolidasi bertahan pada zona positif.

Ketegangan politik antara AS dan negara-negara lain menjadi faktor pergerakan yang cenderung bearish pada pekan ini. China terfokus pada umpan lambung tarif perdagangan AS dan tambahannya dengan menuju tren penurunan ekspor dan defisit neraca perdagangan jika tidak mampu membalas.

IHSG (+0.19%) menutup pekan dengan penguatan yang menahan aksi jual, menguat 11,92 poin ke level 6.077,17 dengan saham sektor Properti (+1.09%) dan konsumer (+0.73%) menjadi faktor pendorong penguatan. Naiknya Indeks perumahan diangka 205.77 di kuartal kedua menjadi faktor utama meskipun secara presentasi jika di bandingan pertumbuhan sebelumnya masih lebih rendah dimana kuartal ke-2 naik 3.26% berbanding pada periode sebelumnya tumbuh 3.69% lebih tinggi.

Kondusivitas faktor politik setelah dua calon presiden dan wakilnya resmi mendaftar pada KPU juga mampu mendasari pergerakan yang seakan menahan pada zona positif meskipun data Neraca pembayaran rilis melebar hingga BI memprediksi tahun 2018 akan berada di bawah 3% dari GDP. Investor asing tercatat net sell Rp 650,02 miliar.

Bursa saham Eropa dibuka pesimis dengan melemah mayoritas di atas 1%. Indeks Eurostoxx (-1.46%), FTSE (-0.73%) dan DAX (-1.66%) melemah signifikan paling dalam lebih dari satu bulan terakhir pada pembukaan perdagangan akhir pekan. Ekspektasi baiknya data tingkat pengangguran dan indeks harga produsen di AS menjadi sentimen negatif dimana akan memberi sinyal pada tingkat inflasi dan agresivitas The Fed pada kebijakan suku bunganya. Sentimen selanjutnya di pekan depan akan ramai dengan data tingkat inflasi.

Secara teknikal meskipun pergerakan IHSG diakhir pekan mencoba bertahan dengan menguat tipis. Sinyal bearish masih terasa cukup mencekam setelah IHSG tidak mampu menguji level MA200 sebagai resisten dan indikator stochastic bergerak pada pola dead-cross pada area jenuh beli hingga Pergerakan RSI yang terkesan menekan bergerak bearish reversal momentum. Sehingga diperkirakan IHSG akan sedikit tertekan di awal pekan dengan rentan pergerakan 6000-6110.

Saham-saham yang masih dapat dicermati diantaranya adalah BSDE, DILD, RALS, CTRA, ERAA, LTLS, SMBR, TRAM.
(hps/hps) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular