Dolar AS Tembus Rp 14.500, Rupiah Terlemah Kedua di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 August 2018 08:40
Dolar AS Tembus Rp 14.500, Rupiah Terlemah Kedua di Asia
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih melemah. Bahkan dolar AS kini sudah menembus level psikologis Rp 14.500. 

Pada Senin (13/8/2018) pukul 08:22 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.500. Rupiah melemah 0,35% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu. 

Rupiah sudah dibuka melemah 0,14%. Seiring perjalanan pasar, rupiah kian melemah. 

Senasib dengan rupiah, mata uang utama Asia pun melemah. Namun dengan depresiasi 0,35%, rupiah jadi mata uang dengan pelemahan kedua terdalam di Asia setelah yuan China. 

Berikut perkembangan beberapa mata uang utama Asia terhadap greenback pada pukul 08:27 WIB: 



Dolar AS belum berhenti menguat sejak akhir pekan lalu. Pada pukul 08:28 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) menguat 0,08%.
 

Sepertinya pelaku pasar masih menyisakan kekhawatiran terhadap kondisi di Turki. Akhir pekan lalu, bursa saham dan mata uang global 'meleleh' karena gonjang-ganjing di Negeri Kebab. 

Turki terancam krisis setelah mata uang lira anjlok ke titik terlemah sepanjang sejarah. Sejak awal tahun, lira jatuh 31,7% di hadapan dolar AS. 

Penyebabnya adalah kebijakan AS kepada Turki. Akhir pekan lalu, Presiden AS Donald Trump menyetujui pengenaan bea masuk bagi impor baja asal Turki sebesar 50%. Aluminium juga kena bea masuk 20%. 

"Saya telah menyetujui penggandaan tarif bea masuk untuk baja dan aluminium kepada Turki, karena mata uang mereka melemah terhadap dolar AS kami yang begitu kuat! Hubungan kami dengan Turki tidak baik pada saat ini!" tegas Trump melalui cuitan di Twitter, akhir pekan lalu. 

Selain itu, pasar juga menghukum Turki karena campur tangan Presiden Recep Tayyip Erdogan yang dianggap terlalu dalam terhadap kebijakan ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan memilih menantunya, Berat Albayrak, sebagai Menteri Keuangan. 

Di luar faktor ekonomi, keretakan hubungan Washington-Ankara juga disebabkan seseorang bernama Andrew Brunson. Pemerintah Turki menuding pastur asal AS ini sebagai salah satu pendukung upaya kudeta pada 2016. Brunson menolak tuduhan tersebut, tetapi nasibnya masih terkatung-katung. 

Presiden Erdogan menyerukan agar rakyat Turki menjual dolar AS dan emas mereka untuk menguatkan nilai tukar lira. Sesuatu yang mengingatkan kita kepada gerakan Aku Cinta Rupiah di Indonesia pada 1998, karena anjloknya nilai tukar mata uang Tanah Air. 

"Kalau ada seseorang yang menyimpan dolar AS atau emas di bawah bantalnya, maka mereka seharusnya menukarkan itu dengan lira. Ini adalah pertempuran demi negara. Ada negara yang mencoba melindungi pelaku kudeta dan tidak mengerti hukum!" tegas Erdogan dalam pidato di Bayburt, mengutip Reuters. 

Dalam situasi 'huru-hara' seperti ini, investor lebih memilih bermain aman dengan tidak mengambil risiko. Instrumen high risk seperti saham (apalagi di negara berkembang) dilepas untuk kemudian masuk ke mana lagi kalau bukan dolar AS. 

Penguatan dolar AS juga mendapat momentum dari rilis data inflasi. Pada Juli 2018, inflasi di Negeri Paman Sam tercatat 2,9% YoY. Tidak berubah dibandingkan bulan sebelumnya tetapi merupakan laju tercepat sejak Februari 2012. 

Laju inflasi yang semakin cepat akan menjadi pembenaran bagi The Federal Reserve/The Fed untuk menaikkan suku bunga lebih agresif. Pasar kini berekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga acuan total empat kali sepanjang 2018. Lebih banyak ketimbang proyeksi awal yaitu tiga kali. Jika data-data ekonomi Negeri Adidaya terus positif, maka kemungkinan ke arah sana akan semakin tinggi.

Ditopang kekhawatiran pasar atas situasi di Turki plus potensi kenaikan suku bunga, laju dolar AS bisa kian tidak tertahankan. Keperkasaan dolar AS akan berdampak kepada tekanan terhadap mata uang lain, dan rupiah tidak terkecuali.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Rupiah Dekati Rp 15.000/US$, Begini Kondisi Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular